10 Hari Ditutup, Puncak Bogor Bagai Kota Mati Wisatawan
- Muhammad Aprian Romadhoni/VIVA.co.id
VIVA – Kawasan puncak, Bogor hingga Cianjur, Jawa Barat, tampak berbeda dengan akhir pekan biasanya. Setelah ditutupnya jalur ini sejak 5 Februari lalu karena longsor, wisata di kawasan tersebut lumpuh.
Para wisatawan, hanya bisa melintas sampai Taman Safari Indonesia, Cisarua. Namun, dari titik tersebut, kendaraan tidak diperbolehkan lagi melintas hingga waktu yang belum ditentukan. Sejumlah lokasi wisata pun sepi dari aktivitas pengunjung, seperti di kawasan Ciloto hingga Cipanas, Cianjur.
"Pemberitaan media mengenai bencana tanah longsor di kawasan puncak, hanya fokus pada daerah bencana, Cisarua-Riung Gunung merupakan wilayah Puncak. Namun, sesungguhnya imbas paling berat juga dirasakan masyarakat dan pelaku usaha di kawasan puncak Kabupaten Cianjur," kata kata Andy Noverico, manajemen Talita Mountain Resort & Talita Bukit Raya Hotel kepada VIVA akhir pekan ini.
Andy mengatakan, saat ini, akses jalur Puncak-Cianjur menjadi terisolasi dan sepi nyaris bak kota mati. Ditutupnya akses tersebut, membuat para wisatawan harus melalui akses Sukabumi atau Jonggol, dengan jarak tempuh tiga kali lebih jauh.
Hal ini, tentunya, berpengaruh pada berkurangnya mobiltas, pariwisata dan kegiatan usaha di kawasan Puncak, Cianjur. Sepinya wisatawan memukul bisnis perhotelan, restoran, factory outlet, hingga usaha kecil dan menegah di lokasi tersebut.
"Okupansi resort dan hotel empat hari ini zero. Hampir semua sama. Jalan sepi mayoritas hanya angkot dan motor Area pertigaan kota bunga sekitar pasar Cipanas yang biasanya ramai crowded," jelasnya.
Padahal, Andy melanjutkan, kawasan Cipanas Cianjur Ciloto sampai saat ini masih tergolong aman dari bencana longsor. "Jadi, sesungguhkan, kawasan puncak Cianjur, aman untuk dikunjungi wisatawan, hanya saja aksesnya harus melalui Sukabumi atau Jonggol," jelasnya.
Andy menambahkan, kawasan pariwisata Cisarua masih berjalan relatif normal. Akses bisa ditempuh melalui Ciawi hingga Cisarua, Puncak Bogor. Namun, berbeda dengan nasib dampak langsung pada terisolasinya sektor pariwisata Puncak Cianjur.
"Point of view dan business insight ini yang kurang diekspos oleh media," katanya.