Siap-siap, Novanto Pegang 'Black Box' E-KTP

Mantan Ketua DPR sekaligus terdakwa kasus e-KTP Setya Novanto.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

VIVA – Buku berwarna hitam yang selalu dibawa mantan Ketua DPR Setya Novanto saat menjalani persidangan dianggap sebagai 'black box' atau catatan rahasia yang akan diungkapnya terkait kasus korupsi e-KTP. Buku ini dinilai punya catatan penting.

Setya Novanto Acungkan 2 Jari Saat Nyoblos di Lapas Sukamiskin

Demikian disampaikan salah satu kuasa hukum Novanto, Firman Wijaya, saat berbincang dengan awak media di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin, 5 Februari 2018.

"Saya rasa buku yang digunakan itu, saya menyebutnya kalau pesawat jatuh itu pasti 'black box', harus dicari," kata Firman.

Polisi Didesak Segera Usut Pernyataan Agus Rahardjo Soal Jokowi Stop Kasus e-KTP

Meski Novanto sering konsultasi, Firman mengaku tidak tahu isi dalam 'black box' tersebut. Namun, ia meyakini bahwa buku itu memuat petunjuk tentang skandal proyek e-KTP yang bakal dibeberkan kliennya agar meraih label justice collaborator.

"Beliau mengambil buku yang berwarna hitam. Ya saya tidak tahu kenapa pilihan itu. Tapi, di dalam kamus hukum ada yang namanya itu 'black law dictionary', bisa saja ini kamus yang beliau ingin sebut di kasus e-KTP," ujarnya.

Respon Jokowi Usai Mantan Ketua KPK Agus Rahardjo Dilaporkan ke Bareskrim Polri

Firman pun tak ingin berspekulasi banyak tentang nama-nama besar lainnya yang diduga memiliki peran lebih dan akan dibongkar Novanto pada waktunya. Saat ini, tinggal partai ketiga terbesar saat itu, yakni PDIP yang belum terbongkar tuntas.

Terkait apakah ada nama Puan Maharani dalam catatan Novanto, Firman hanya tersenyum seraya meminta publik sabar menunggu fakta persidangan. Puan merupakan Ketua Fraksi PDIP ketika proyek e-KTP bergulir,

"Saya rasa kita tunggu saja. Karena posisi JC kan penting dalam instrumen penuntasan kasus. Berikan kesempatan Pak Nov dan kuasa hukum bekerja," ujarnya.

Sebelumnya terungkap dari sejumlah saksi bahwa proyek e-KTP ini dikuasai oleh tiga partai besar yang diwakili dengan warna masing-masing. Dalam hal ini, warna kuning mewakili Partai Golkar yang ketua fraksinya pada saat itu Setya Novanto.

Sedangkan untuk warna biru mewakili Partai Demokrat yang ketua fraksinya pada saat itu Anas Urbaningrum dan Jafar Hapsah, yang telah berkali-kali diperiksa KPK.

Sementara warna merah yang mewakili PDIP, yang saat proyek e-KTP masih dalam tahap pembahasan fraksinya dipimpin Puan, yang sama sekali belum diperiksa KPK. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya