Video Viral, Kapolri: Pidato Saya Dipotong Jadi 2 Menit

Kapolri Jenderal, Tito Karnavian bertemu dengan Ketua PBNU, Said Aqil Siradj
Sumber :
  • VIVA/Eka Permadi

VIVA – Kapolri Jenderal Tito Karnavian bertemu dengan Ketua PBNU, Said Aqil Siradj dan pimpinan 14 ormas di luar NU dan Muhammadiyah. Dalam pertemuan tersebut, Tito mengklarifikasi video yang menjadi viral dan polemik. 

Pakar Prediksi Suara Ormas Islam Bakal ke RK-Suswono, Ini Alasannya

"Ini bukan kali pertama saya bertemu dengan para tokoh ulama. Saya memahami pertanyaan soal video saat memberi kata sambutan itu kurang nyaman, maka saya memberi klarifikasi," kata Tito di kantor PBNU, Jakarta, Rabu 31 Januari 2018.

Tito menjelaskan, tidak ada niatan dari dirinya hanya membangun hubungan dengan NU dan Muhammadiyah. Ia memastikan telah membangun komunikasi dan silaturrahmi dengan semua tokoh dan ormas Islam sejak dirinya menjadi anggota Polri, apalagi saat ini dirinya menjabat sebagai kapolri.

Beda dengan NU, Muhammadiyah Enggan Tergesa-gesa dengan Konsesi Tambang

"Polri sangat ingin membangun hubungan dengan ormas mana pun, sepanjang visi misinya konsisten Pancasila dan membangun NKRI," tuturnya.

Tito mengaku sempat kaget dengan viral pidatonya di media sosial dan menjadi polemik. Menurutnya, saat mengetahui kabar tersebut dirinya sedang berada di luar kota. 

Tentukan Idul Fitri, Kemenag Gelar Sidang Isbat Malam Ini

Setelah mendapat kabar tersebut, ia meminta stafnya untuk melakukan pengecekan terkait video pidatonya yang sempat viral. Ternyata video tersebut adalah pidatonya pada tanggal 8 Februari 2017 saat memenuhi undangan ke pondok pesantren milik KH Ma'ruf Amin.

"Itu pidato tahun lalu. Sebenarnya sambutan saya panjang sekitar 26 menit. Tapi muncul tahun ini. Pidato saya dipotong jadi dua menit," ungkapnya. 

Mantan kepala BNPT ini menjelaskan, dalam pidato sebenarnya tidak ada maksud untuk mendiskreditkan ormas Islam lain di luar NU dan Muhammadiyah. Ia mempersilakan hal itu diklarifikasi pada Ma'ruf Amin.

"Pak Ma'ruf Amin adalah saksi dan yang mengundang saya. Saya sudah bertemu dengan para tokoh, Alhamdulillah dipahami," paparnya. 

Tito khawatir viral pidatonya yang menjadi polemik dijadikan alat di tahun politik. 

"Kami komunikasi untuk mendinginkan suasana," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya