Tahun Politik, Penceramah Diminta Jauhi Isu SARA
- Ikadi.or.id
VIVA – Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) berkomitmen untuk menyampaikan dakwah secara santun di tengah keberagaman masyarakat. Komitmen itu disampaikan usai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantornya, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa, 30 Januari 2018.
Ketua Umum Ikadi, Ahmad Satori Ismail, menyampaikan bahwa komitmen para penceramah seluruh Indonesia dalam dakwahnya yakni membawa makna 'Rahmatan Lil Alamin'.
"Ini perlu sekali, kita sebagai umat Islam yang mayoritas bisa merekatkan semua perbedaan tersebut sehingga bisa membangun bangsa ini menjadi lebih bermartabat," kata Ahmad.
Ahmad menyatakan, penekanan keberagaman ini juga menjauhkan materi dakwah yang menyinggung suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) serta pemahaman khilafah.
Yang menjadi utama ialah, kata dia, dakwah-dakwah ini akan memfokuskan penguatan ekonomi umat, globalisme, dan penggunaan media sosial yang lebih bijak. "Arahnya, seluruhnya bagaimana menebarkan Islam yang santun dan menjauhkan bentuk radikalisme," ujar dia.
Menurut Ahmad, setidaknya kini ada 10.000 dai yang tersebar di seluruh Indonesia.
Di tahun politik, ia menegaskan, komitmen lain para dai ialah bagaimana memastikan persatuan umat di tengah hiruk-pikuk kontestasi pemilihan umum.
"Jadi di Ikadi ada ketentuan dalam khotbah. Pertama tak membahas soal khilafiyah, tidak menyinggung SARA dan politik praktis. Sehingga bisa menyatukan umat dan bangsa," ujarnya.