Bocah Penderita Gizi Buruk di Padang Meninggal Dunia

Seorang bocah penderita gizi buruk bernama Habil Daud meninggal dunia saat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Rasyidin Kota Padang, Sumatra Barat, pada Minggu, 28 Januari 2018.
Sumber :
  • VIVA/Andri Mardiansyah

VIVA – Seorang bocah penderita gizi buruk bernama Habil Daud meninggal dunia saat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Rasyidin, Kota Padang, Sumatera Barat, pada Minggu, 28 Januari 2018.

Inflasi di Kota Padang Alami Tren Penurunan

Anak berusia tujuh tahun buah hati suami-istri Afrijon (38 tahun) dan Mira Susanti (32 tahun) itu sempat dirawat selama empat hari di RSUD Rasyidin. Kondisinya sempat membaik dan bahkan berat badannya dilaporkan naik 1,1 kilogram.

"Kondisi anak saya sempat membaik. Bahkan berat badannya naik. Karena itulah kemarin tidak jadi dirujuk ke RSUP M Djamil," kata Afrijon pada Senin, 29 Januari 2018.

Raja dan Sultan Se-Nusantara Dijamu Makan Bajamba di Kota Padang

Jenazah Habil sudah dibawa pulang ke rumah duka di Kelurahan Banuaran, Kecamatan Lubuk Begalung, Padang. Tetapi dia akan dimakamkan di kampung halamannya di Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan.

Habil menunjukkan tanda-tanda gizi buruk sudah sejak empat tahun lalu. Namun dua bulan terakhir kondisi kesehatan Habil kian memburuk. Ia hanya terbaring lemah di tempat tidur, bahkan tampak hanya kulit pembalut tulang.

98 Kasus Tuberkulosis Papar Anak di Padang Bikin Cemas, Lebih Parah dari Covid

Ayah dan ibu Habil tak dapat berbuat banyak. Soalnya mereka sama sekali tidak memiliki biaya untuk pengobatan. Sang ayah yang hanya seorang pedagang roti bakar mengaku kesulitan ekonomi dan tidak memiliki kartu tanda penduduk serta tidak terdaftar sebagai anggota BPJS Kesehatan.

Puskesmas Lubuk Begalung serta Baznas Padang yang mula-mula mengetahui informasi tentang bocah gizi buruk itu segera membawa korban ke rumah sakit pada Rabu pekan lalu. Nyawanya tak lagi tertolong meski kondisinya sempat membaik.

Puluhan kasus

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Padang, selama tahun 2017, sedikitnya 61 kasus penderita gizi buruk. Sebanyak 22 di antaranya sudah berubah status menjadi gizi normal, sementara sisanya masih dalam perawatan dan pantauan Dinas. Mereka terus dipantau hingga berubah menjadi gizi normal.

Dinas Kesehatan sudah memiliki program pemberian makanan tambahan, program pemantauan, dan tumbuh kembang, pendeteksian dini tumbuh kembang serta penyuluhan tentang gizi buruk kepada para orang tua. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya