Ternyata Gempa Jakarta dan Gempa Amerika Berkaitan

Gempa Bumi di Lebak Banten.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Istimewa

VIVA – Warga Jakarta dilanda kepanikan ketika tiba-tiba saja pada pukul 13.34 WIB, Selasa, 23 Januari 2018, gedung-gedung bergoyang seperti akan runtuh. Penghuni gedung berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri.

Badan Geologi Ungkap Penyebab Gempa Bandung karena Sesar Kertasari

Tak lama setelah itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis bahwa telah terjadi gempa bumi dengan magnitude 6,4 Skala Richter, berlokasi 81 kilometer barat daya wilayah Kabupaten Lebak, Banten, dan berpusat di kedalaman 10 kilometer.

Namun, beberapa jam setelah itu, BMKG merevisi kembali magnitude gempa dari 6,4 SR jadi 6,1 SR.

Persib Salurkan Bantuan untuk Korban Gempa Bumi Kabupaten Bandung

Ratusan rumah dikabarkan mengalami kerusakan. Bahkan, di wilayah pesisir pantai selatan Jawa, khususnya di wilayah Kabupaten Lebak dan Kabupaten Sukabumi, banyak bangunan yang rata dengan tanah.

Baca: Gempa Bumi Guncang Jakarta

Gempa Bumi 4.8 Magnitudo Berpusat di Darat Guncang Gianyar Bali

FOTO: Cincin api Pasific atau Pasific Ring of Fire

Tiga jam berselang, yakni pukul pukul 09.31.41 UTC (waktu universal) sekitar pukul 16.31 WIB, Badan Survei dan Geologi Amerika Serikat (USGS), melaporkan telah terjadi gempa dengan magnitude cukup besar, yakni 8,2 SR dan direvisi menjadi 7,9 SR.

Pusat gempa tercatat berada di kedalaman 20 kilometer, lokasi gempa 175 mil selatan Pulau Kodiak, Alaska, atau pada titik koordinat 55.955°N 149.227°W.

Seiring terjadinya gempa besar itu, NOAA juga mengeluarkan peringatan ancaman gelombang tsunami atas terjadi gempa besar ini.

Baca: Gempa Bumi 8,0 SR Guncang Amerika

FOTO: Letusan Gunung Mayon di Filipina

Ternyata, berdasarkan analisa para ahli geologi dunia dan juga Badan Pengurangan Risiko Bencana PBB atau United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNISDR), ada kaitannya antara gempa yang terjadi di Lebak, Banten dengan gempa yang terjadi di Alaska, Amerika Serikat.

Bahkan, tak hanya itu, kedua peristiwa gempa ini juga disebut ada kaitan dengan peristiwa meletusnya Gunung Mayon di Filipina pada Senin, 15 Januari 2018, dan erupsi di Gunung Kusatsu-Shirane di Jepang, yang menyebabkan terjadi bencana longsor salju pada Selasa, 23 Januari 2018.

Baca: Erupsi Hebat Gunung Mayon

FOTO: Erupsi di Gunung Kusatsu, Jepang.

Lalu apa hubungan kejadian gempa Indonesia dan Amerika serta meletusnya Gunung Mayon dan Gunung Kusatsu?

Dalam akun Twitter resminya, seperti dikutip VIVA, Rabu, 24 Januari 2018, UNISDR merilis sebuah foto, peta dari cincin api pasifik atau Pacific Ring of Fire. Dalam foto peta itu, tampak jelas ada sebuah garis merah besar, yang memperlihatkan kesatuan sesar atau patahan cincin lempeng bumi yang bergerak dan menciptakan rangkaian bencana-bencana alam yang terjadi di empat negara ini.

UNISDR menyatakan, apa yang terjadi di empat negara ini merupakan tanda bahwa Ring of Fire Pacific masih aktif dan masih menebarkan ancaman bencana geologi gempa serta gunung meletus.

UNISDR menyebut, cincin api pasifik merupakan wilayah yang secara geologis paling aktif dunia, lebih dari 90 persen gempa terjadi di sini, serta 22 atau 25 letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah.

FOTO: Peta rangkaian gempa di cincin api Pasifik.

Ilustrasi - Seismograf, alat pencatat getaran gempa.

Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Buol Sulteng, BMKG Ungkap Penyebabnya

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar naik.

img_title
VIVA.co.id
9 November 2024