Kronologi Pengawal Prabowo Ditembak Mati Brimob
VIVA – Kasus penembakan yang menewaskan Fernando Alan Joshua Wowor, kader Partai Gerindra yang juga pengawal Prabowo Subianto masih bergulir.
Penembakan yang  dilakukan anggota Brimob Briptu R tersebut terjadi di parkiran depan Lipps Club Bogor, Sukasari, Bogor Timur. Jawa Barat.
Penembakan tersebut terjadi pada Sabtu dini hari pukul 02.00 ketika korban dan dua rekannya, Rio Endika Putra Pradana dan Arif Arif Rochmawan menuju Dunkin Donuts.
Dirilis dari Kedua Bidang Advokasi DPP Partai Gerindra Minggu 21 Januari 2018, Rio  menyebutkan bahwa dirinya dan Fernando masuk menuju area parkir. Karena penuh, akhirnya mereka diarahkan oleh petugas parkir Lips ke area samping.
"Kami diarahkan oleh tukang parkir Lips untuk parkir di depan ruko-ruko kebetulan ada kosong satu, kata si tukang parkir," ujarnya.
Saat mobil belok untuk masuk, mobil mereka dihadang oleh seorang pemuda bermotor 'gede'.
"Baru kepalanya (mobil) masuk,  mobil dihadang oleh satu orang laki-laki muda berkendaraan motor gedhe merek BMW warna abu-abu. Dia mainkan  gas motornya seakan sedang acara konvoi.  Setelah itu, dia teriak-teriak sambil ngomong, "Motor ini harganya sama dengan mobil itu. Kamu yang mundur atau aku yang mundur?"."
Tak lama ia menjelaskan, salah satu temannya yang bernama Arif turun dari mobil dan mencoba memberikan pengertian, namun si pengendara motor naik pitam dan mengeluarkan pistol.
"Teman saya Arif turun memberikan pengertian, sambil menyarakan agar mengambil sebelah kiri mobil, Â karena jalan lebar. Tiba-tiba dia malah makin naik pitam, Â teriak-teriak, sambil marah-marah sambil mencabut pistol, dan mengokang senjata yang moncongnya diarahkan ke kaca depan mobil kami," ujarnya.
Melihat kondisi tersebut, dirinya pun langsung turun dari mobil dan berusaha melerai.Â
"Bukannya makin dingin, malah semakin menjadi. Kemudian, Â pistol itu diarahkan ke kepala Arif, Â saya pegang tangannya saya berusaha kasih pengertian lagi, sambil mengatakan, 'Jangan gitu mas'," ujarnya.
Namun yang mengacungkan pistol makin marah, Â moncong pistolnya digetok-getokin ke kepala Arif. Melihat kejadian tersebut, korban turun dari mobil.
"Saya yang khawatir, spontan meraih senjata guna menghindari hal berbahaya itu, tetapi bebarengan dengan lepasnya pandangan dia ke saya, dan arief karena dia melihat almarhum turun dari mobil."
Melihat pria berpistol tersebut lengah, Rio berpikir disitulah kesempatannya untuk self defend.
"Di situlah kesempatan saya untuk self defend, berusaha merebut pistol dengan bantuan almarhum yang memiting leher pelaku sampai jatuh dari motor gedenya."
Namun kondisi semakin tidak kondusif. dan terjadi rebutan pistol. "Mulai lah rusuh, di saat alotnya saya merebut pistol itu. Saat itu warga sekitar ikut mukulin pembawa pistol ini dan suasana udah tidak jelas kacau. Tiba-tiba, di saat saya fokus, ada orang tarik muka saya dari belakang sekaligus mencakar pipi saya. Akhirnya lepas lah saya dari usaha merebut pistol tadi dengan spontan saya balik badan."
Dari usaha merebut pistol tersebut tiba-tiba Fernando tertembak. "Tiba-tiba "DOR" kawan saya Fernando Wowor tumbang. Saya kaget, lalu saya  tangkap lagi pistol si pelaku dengan agak memaksa ibu jarinya tekan tombol pelepas magazine.  Jatuhlah magazine ke tanah. Pistolnya berhasil saya ambil," ujarnya.
Tak lama, suara tembakan menarik perhatian warga setempat. Sehingga warga yang melihat situasi tersebut geram.
"Si penembak diamuk warga. digebukin oleh banyak orang lain, entah siapa, saya tidak peduli.
Saya pungut magazine itu ternyata,  peluru asli. Saya panik dan  teriak-teriak minta pertolongan untuk mengangkat almarhum ke mobil dan dibawa ke RS Vania."