Tukang Becak: Kalau Narik di Lingkungan Dilarang Itu Terlalu
- VIVA/Irwandi Arsyad
VIVA – Tukang becak yang biasa mangkal di Jalan Tanah Tinggi XII, Johar Baru, Jakarta Pusat, Sugeng (67) mengatakan, sangat setuju dengan rencana Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan untuk membolehkan becak kembali beroperasi di lingkungan tertentu.
"Saya mintanya begitu doang. Becak dibolehkan untuk di dalam doang. Kalau pagi ngantar anak ke sekolah, ke rumah sakit, pasar, itu doang. Kami enggak ke jalan raya. Enggak pernah kami ke jalan raya, jalan protokol," kata Sugeng.
Ayah lima anak ini mengatakan, jika pemerintah tidak membolehkan becak beroperasi di lingkungan tertentu, merupakan tindakan yang tidak manusiawi dan sikap yang keterlaluan terhadap rakyat bawah. "Kalau dalam lingkungan dilarang juga keterlaluan itu, tidak manusiawi," ujarnya.
"Benar-benar setuju kalau boleh. Orang kampung senang kalau ada becak dan saya setuju kalau hanya di lingkungan saja, jangan di jalan raya. Enggak setuju kalau di jalan raya karena bisa bikin macet," katanya.
Sugeng mengatakan, walaupun berpenghasilan pas-pasan, dia bersyukur masih bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga kuliah. Bahkan, ketiga anaknya sudah bekerja dengan penghasilan yang baik.
"Saya punya lima anak, empat laki-laki dan satu perempuan tapi sudah meninggal. Alhamdulillah tiga orang sudah kerja, ada yang di Bank Indonesia, BCA di Tangerang dan sopir Transjakarta, yang kecil masih kuliah di kampung," ujarnya.