Siapa Kontraktor di Balik Ambruknya Balkon BEI?

Detik-detik ambruknya balkon Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sumber :
  • CCTV/istimewa

VIVA – Ambruknya balkon di Tower II Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terjadi Senin siang, 15 Januari 2018, mencuri perhatian publik. Bagaimana tidak? Kejadian yang disebut-sebut 'langka' itu harus menelan korban luka-luka dari kalangan mahasiswa.

BEI Cetak Laba Bersih Rp 578,67 Miliar di 2023

Lantas siapa kontraktor yang membangun Tower II di Gedung BEI Itu?

Direktur Cushman and Wakefield Indonesia, Farida Riyadi, selaku pengelola gedung mengungkapkan bahwa dua tower di BEI dibangun oleh dua kontraktor yang berbeda. Tower II dibangun pada tahun 1997 adalah tempat di mana balkon ambruk yang menelan banyak korban. Cukup aneh, karena Tower I malah dibangun lebih dulu, yakni pada tahun 1995.

Gelar RUPST, BEI Tetapkan Jajaran Komisaris Periode 2024-2028

"Antara Tower I dan II memang ada dua kontraktor yang berbeda, di mana Tower I itu dibangun lebih dulu daripada Tower II. Selisih sekitar 2-3 tahun," kata Farida di Gedung BEI, Jakarta, Selasa, 16 Januari 2018.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, Tower I dibangun oleh PT Nusantara Enjiniring Tbk (DGIK) sementara Tower II yang balkonnya ambruk itu dibangun oleh perusahaan asal Korea Selatan, Ssangyong.

BEI Setujui Bentoel Hengkang dari Pasar Modal Indonesia

Ke depannya, Farida mengatakan pihaknya akan berfokus untuk memperbaiki dan memperkuat seluruh balkon yang ada di gedung BEI. Pihaknya pun telah melakukan konsultasi terkait hal ini dengan konsultan independen.

"Action berikutnya adalah kita akan melakukan perkuatan di semua selasar dari Tower I sampai II. Jadi perkuatan itu sedang dalam proses dan kita akan lakukan segera untuk meyakinkan bahwa selasar tersebut kondisinya aman dengan kita tetap akan melakukan perkuatan di situ," ujarnya. (one)

Ilustrasi investor pasar modal.

Ini Kata BEI soal Emiten yang Untung tapi Masih Absen Bagi Dividen

Direktur Pengawasan Transaksi Bursa Efek Indonesia (BEI) Kristian Manulang bicara soal fenomena emiten yang untung, namun tidak memabagikan dividen.

img_title
VIVA.co.id
10 Juli 2024