Kasus Pembunuhan, Mengapa Pelaku Tega Mutilasi Korbannya?
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA – Seorang wanita Siti Saidah dibunuh dan dimutilasi suaminya sendiri, Muhammad Kholili, di Desa Pinayungan, Kecamatan Telukjambe Timur, Karawang, Jawa Barat, Senin, 4 Desember 2017.
Pembunuhan itu diawali cekcok antara keduanya. Hingga akhirnya, pelaku memukul istrinya sampai terbentur ke lantai dan tewas. Kemudian pelaku memutilasi tubuh korban.
Lantas, mengapa emosi bisa memicu pembunuhan hingga mutilasi?
Menurut psikolog Oriza Sativa, dalam konteks kejiwaan pada orang yang membunuh, tindakan memutilasi merupakan proses untuk menghilangkan jejak. "Takut ketahuan. Mutilasi digunakan untuk hilangkan jejak," ujarnya dalam wawancara dengan tvOne, Jumat, 15 Desember 2017.
Oriza mengemukakan, seorang pelaku mutilasi tidak bisa langsung dicap sebagai pembunuh sadis. "Mungkin dia panik," ujarnya.
Merujuk pada kasus mutilasi di Karawang tersebut, Oriza menilai, pelaku panik akhirnya berpikir cara yang cepat untuk menghilangkan jejak dengan mutilasi. "Menurut saya sembarangan buangnya, terkesan tergesa-gesa," katanya menjelaskan.
Soal pertengkaran yang memicu pembunuhan, Oriza mengemukakan, pertengkaran kecil yang terus menerus terjadi akan berbahaya. Sebab akan menumpuk tekanan hingga stres akhirnya mengakibatkan frustasi.
"Kalau ada pertengkaran sehari-hari (meski kecil) selesaikan secara konstruktif," ujarnya menyarankan. (mus)