Penyakit Difteri Tewaskan 3 Anak di Tangerang

Ilustrasi isolasi pasien
Sumber :
  • ANTARA/Muhammad Adimaja

VIVA – Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi mengemukakan, tiga anak di wilayahnya tewas lantaran wabah difteri.

Pengemudi Koboi Ngaku TNI Umbar Tembakan di Depok Berujung Ditangkap

"Dari 30 kasus dengan 30 anak yang terjangkit difteri yang ada di Kabupaten Tangerang dengan umur 1-18 tahun, terdapat 3 anak yang berasal dari Kecamatan Kosambi yang meninggal," katanya, Senin, 11 Desember 2017.

Korban jiwa tersebut tercatat dari November hingga Desember 2017. Sedangkan, angka 30 kasus tercatat sejak Februari hingga Desember 2017.

Wali Kota Depok Dilaporkan ke Bawaslu, Dugaan Cawe-cawe Ikut Kampanye Salah Satu Paslon

"Jadi wabah ini sudah ada sejak Februari tapi penyebaran wabah itu tinggi sejak Oktober 2017 dan ditetapkan KLB pada Desember mengingat di bulan Oktober, November dan Desember banyak warga Tangerang yang terserang difteri," ujarnya.

Sejauh ini, menurut Hendra, dari 30 anak tersisa 2 anak lainnya yang masih dalam proses perawatan di RSUD Kabupaten Tangerang. Sisanya sudah pulang. Untuk di Kabupaten Tangerang, terdapat 12 kecamatan yang terdampak dengan wilayah terbanyak Kecamatan Kosambi. 

Skandal Manipulasi Nilai Rapor Siswa, Kepsek SMPN 19 Depok: Kami Siap dengan Konsekuensinya

Sementara di Kota Tangerang, kasus difteri meningkat dari enam menjadi delapan kasus. Para korban berusia 1 hingga 18 tahun. Mereka pun dirawat di RSU Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang.

"Sampai saat ini tidak ada korban jiwa dan masih dalam penanganan  dokter," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Liza Puspadewi.

Imunisasi serentak

Adapun di Depok, Jawa Barat, pemerintah melakukan imunisasi  serentak melalui program Outbreak Response Imunization (ORI). Data yang berhasil dihimpun VIVA menyebutkan, imunisasi serentak itu berlangsung di hampir seluruh puskesmas dan posyandu di Kota Depok.

Salah satunya di Posyandu Mawar, Pancoran Mas. Layanan imunisasi gratis yang diberikan Dinas Kesehatan (Dinkes) itu pun langsung disambut antusias warga sekitar, khususnya para ibu. Mereka khawatir anaknya menjadi korban wabah mematikan yang telah menewaskan seorang korban di Depok tersebut.

“Iya takut pasti lah, jangan sampai anak saya kena. Dengar infonya serem juga makanya kami buru-buru imunisasi,” kata Vinda salah satu warga yang ditemui di posyandu itu, Senin, 11 Desember 2017.

Di tempat yang sama, bidan Fitri, salah satu petugas yang memberikan pelayanan tersebut mengatakan, wabah difteri yang menyerang warga Depok telah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

“Iya sudah  ditetapkan sebagai KLB. Ada 12 orang yang sudah terkena virus ini,” katanya.

Difteri merupakan penyakit yang menyerang saluran pernapasan hingga menyebabkan kematian. Difteri dapat menular melalui udara ataupun air liur. Rata-rata, warga yang terkena difteri tidak melakukan imunisasi atau berada di lingkungan kotor dan padat.

Imam-Ririn saat debat pertama di studio tvOne

Imam-Ririn Unggul di Survei, PKS: Mayoritas Warga Depok Inginkan Keberlanjutan Bukan Perubahan

Menurut hasil survei tersebut juga ditemukan bahwa approval rating atau tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Idris-Imam sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok.

img_title
VIVA.co.id
17 November 2024