Puluhan Warga Banten Terjangkit Difteri, Satu Meninggal
VIVA – Sebanyak 31 warga Banten dilaporkan terjangkit penyakit difteri sepanjang kurun waktu November hingga Desember 2017. Mereka dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang.
Rumah sakit itu merilis data, para pasien berasal dari Serang, Lebak, dan Tangerang. Sebagian lagi adalah warga Depok, Jawa Barat. Khusus pasien warga kota dan kabupaten Tangerang, di antaranya warga Cipondoh, Neglasari, Pinang, Balaraja, Pasar Kemis, Cisoka, Kosambi, dan Rajeg.
Penyakit yang disebabkan penyebarluasan bakteri Corynebacterium diphtheriae itu menyerang warga Tangerang akibat faktor lingkungan yang kotor, kontak langsung dengan pengidap penyakit difteri, dan kurangnya vaksinasi.
"Untuk hari ini tersisa enam orang yang masih dirawat di ruang isolasi, mengingat penyakit ini menular. Pasien yang masih dirawat berasal dari Depok, Kota dan Kabupaten Tangerang serta Tangerang Selatan," kata Lilik Kholida, staf Bagian Hubungan Masyarakat RSUD Kabupaten Tangerang, pada Jumat, 8 Desember 2017.
Menurut Lilik, satu pasien di antara mereka meninggal dunia, yakni Rustam Faris, berusia enam tahun, warga Kosambi, Tangerang. Bocah itu meninggal setelah mendapatkan perawatan selama seminggu.
"Dia meninggal karena telat dibawa ke rumah sakit untuk secepatnya mendapatkan penanganan medis. Dan pasien yang terjangkit difteri pun rata-rata mereka tak melakukan vaksinasi," katanya menambahkan.
RSUD meminta masyarakat, terutama di wilayah Tangerang, bila ditemukan gejala seperti, batuk, flu, sakit tenggorokan dan demam dalam waktu yang bersamaan, segera dibawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.
"Pencegahannya tentu harus bersih pada lingkungan sekitar dan kita minta bila merasakan sakit batuk flu dengan gejala difteri segera bawa ke dokter sebagai langkah tanggap cepat," ujarnya.
Kementerian Kesehatan pun telah menetapkan kejadian luar biasa atas kasus difteri di sejumlah wilayah, di antaranya Tangerang. (mus)