Bagi Susu Gratis, Sandiaga Ogah Dilabeli Revolusi Putih
- VIVA.co.id/ Anwar Sadat
VIVA – Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno tak mau kebijakan memberikan bantuan makanan gratis kepada anak-anak tidak mampu, dilabeli Revolusi Putih.
Menurut Sandiaga, pembagian pangan yang mengandung protein tersebut murni dibuat untuk rakyat. Pemberian label Revolusi Putih akan terkesan politis. "Ini program pengadaan protein untuk generasi penerus bangsa dan juga untuk masyarakat tidak mampu. Jangan dipolitisir," ujarnya di Jakarta, Jumat, 24 November 2017.
Dia menambahkan, "Jadi kalau ngomong bilangnya labelnya Revolusi Putih itu nanti diartikan bahwa ini karena Pak Prabowo dan karena Pak Prabowo itu semuanya politis gitu. Saya enggak mau, kami sekarang sudah mendapat amanah, kami menjadi pemimpin bagi semua warga Jakarta."
Sandiaga tak ingin memakai kata “Revolusi Putih” karena khawatir dapat memecah belah. "Kami enggak mau melabeli itu sebagai Revolusi Putih karena kami ingin ini sebuah program yang mempersatukan warga. Takutnya kalau pake label-label tersebut nanti memecah belah. Kami enggak mau memecah-belah," ujarnya.
Sandiaga mengakui, Prabowo sempat melontarkan ide tersebut kepada dia dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Namun karena saat ini dia sudah menjadi wakil gubernur DKI Jakarta, kebijakannnya bukan lagi untuk sebagian kelompok tetapi untuk semua rakyat.
"Kita bicara aja programnya itu program pengadaan susu. Jadi supaya, kan kita ingin mempersatukan, kan udah selesai pemilunya. Dan yang dapat siapa? Apakah yang milih Anies-Sandi saja? Kan enggak. Kan dapatnya semua. Enggak membeda-bedakan semua," ujarnya.
Menurut dia, kebijakan itu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan protein bagi seluruh warga DKI, khususmya warga yang tidak mampu. Selain susu, nantinya akan ada Iikan, telur, daging ayam, dan daging sapi.
Menanggapi kritik terkait anggaran kebutuhan pangan berupa susu dan daging yang membengkak dari Rp 190 miliar menjadi Rp 885 miliar, Sandiaga mengatakan, "Karena semuanya dimasukkan ke situ ya naik, apalagi kami mau kasih kepada anak-anak yang tidak mampu supaya mereka kuat."
Bidik sekolah
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, program pemberian susu dan telur gratis kepada siswa SD yang digelar relawannya Bidadari Indonesia, merupakan salah satu contoh kolaborasi pemerintah dan masyarakat.
"Kami berkeinginan sekali agar semangat gotong royong di dalam menyelesaikan masalah-masalah itu kita bisa tingkatkan. Semangat kolaborasi yang kita ingin dorong," kata Anies, di SDN 12 Cilandak Barat, Jakarta, Jumat, 24 November 2017.
Ketua Bidadari Indonesia Monica mengatakan, program Revolusi Putih tersebut telah dilakukan di 12 sekolah. Pihaknya akan menyasar seluruh sekolah di Ibu Kota.
"Nanti ke depan ada 3 sekolah lagi. Jadi setiap minggu itu bisa tiga dan empat sekolah kami datangi. Seluruh sekolah di Jakarta target kami dan Kepulauan Seribu tentunya," ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga akan mendatangi kampung-kampung yang tergolong ekonomi rendah, untuk melakukan program serupa. "Bukan hanya sekolah kemarin kita datang ke perkampungan pemulung. Jadi memang anak-anak yang sangat kita perhatikan dan harus mempunyai gizi dan asupan yang luar biasa," katanya.