Sutiyoso dan Sandiaga Uno Soroti Transjakarta dan Reklamasi

Mantan Gubernur DKI, Sutiyoso, dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno.
Sumber :
  • Pemprov DKI

VIVA – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, melakukan pertemuan tertutup dengan mantan Gubernur Sutiyoso di Balai Kota, Selasa 21 November 2017. Pertemuan itu membahas beberapa kebijakan, termasuk soal Transjakarta.

Pemprov Jakarta Bakal Kaji Wacana Kantin Sekolah Dipungut Pajak

"Banyak sekali yang Bang Yos sampaikan tadi. Bernostalgia dan juga kebijakan-kebijakan yang Bang Yos berikan termasuk yang masih memiliki legacy seperti sekarang yaitu transjakarta. Bang Yos ini adalah creator, inisiator dan bapak dari transjakarta," kata Sandiaga usai pertemuan.

Sandiaga kemudian menjelaskan bahwa pos untuk Transjakarta dianggarkan lebih dari Rp3 triliun saat kepemimpinannya. Dan itu untuk membangun 10 koridor Transjakarta dalam 10 tahun.

Dinas Pertamanan Temukan Penebangan Pohon di Menteng Diduga Tanpa Izin

"Bang Yos mengharapkan rencana 15 koridor itu bisa diselesaikan di kepemimpinan ini," katanya.

Seperti diketahui, kedatangan Bang Yos untuk memenuhi undangan dalam forum silaturahim antar Gubernur DKI Jakarta. Menurut Sandi, forum rutin ini untuk bertukar wawasan dan informasi terkait kemajuan Jakarta.

Dukung Perombakan Pejabat di Lingkungan Pemprov DKI, Pengamat: Tingkatkan Sinergitas Antar Birokrasi Dari DKI ke DKJ

"Gubernur dan Wakil Gubernur jaman now mesti banyak belajar dari yang jaman old. Dan Kami harapkan silaturahim ini akan membawa kebaikan untuk Jakarta," katanya.

Soal Reklamasi

Sutiyoso pun mengakui ada beberapa hal yang dibahas dalam pertemuan siang tadi. Selain soal Transjakarta, juga mengenai reklamasi Teluk Jakarta.

Sutiyoso mengusulkan agar pemerintahan Anies-Sandi memikirkan persoalan investasi sebelum benar-benar menghentikan reklamasi. Menurut Sutiyoso, Anies-Sandi harus mampu memberikan solusi yang menguntungkan rakyat maupun investor.

"Ya tentang reklamasi itu intinya, saya ingin memberikan win win solution kan. Bagaimana pun untuk investasi itu besar yah, mungkin melibatkan juga investor asing, kalau tiba-tiba saklek (dihentikan) aja kita batalkan gitu, barangkali itu menimbulkan juga apa namanya iklim investasi yang tidak baik di Indonesia kan," kata Sutiyoso.

Sutiyoso juga berpesan sebagai kepala daerah keduanya juga punya tanggung jawab menjaga kelestarian alam dan menyelamatkan nelayan korban reklamasi. Sehingga dalam mengambil keputusan harus benar-benar menguntungkan semua pihak.

"Jadi tadi sudah saya berikan saran, bagaimana cara mencari win win solution. Yang paling penting adalah para nelayan ini dapat terurus," ujarnya.

Bukan Tabu

Sutiyoso menambahkan, saat ia menjabat, reklamasi itu masih pada tahap perencanaan saja. Ia mengatakan untuk melaksanakan reklamasi harus melengkapi persyaratan yang ada.

"Tentu saja harus ada amdalnya, reklamasi itu buat saya bukan barang tabu. Artinya banyak orang lalukan itu, Singapura tetangga kita paling dekat. Tetapi kan ada persyaratanya," ujar mantan Pangdam Jaya itu.

Sutiyoso menilai saat ini reklamasi di Ibukota menjadi persoalan karena belum melengkapi persyaratan seperti salah satunya analisis mengenai dampak lingkungan atau amdal.

"Saya lihat reklamasi yang jalan sekarang ini amdalnya belum selesai sudah langsung jalan secara intens. Itu memberikan peluang untuk digempur abis. Nah sekarang karena ini adalah gubernur baru menerima keadaan seperti itu tetapi harus bisa ambil langkah yang paling bijaksana juga," ujarnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya