Trauma Dijuluki Ahok, Korban Bully Minta Pindah Sekolah
- Pixabay/ wokandapix
VIVA – Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Polisi Hendy F Kurniawan mengatakan, pihak sekolah, keluarga pelaku dan orangtua J, siswa sekolah dasar negeri di Jakarta Timur yang diduga jadi korban bullying, sudah berembuk untuk menyelesaikan permasalahan itu.
Dengan disaksikan petugas Dinas Pendidikan, J tetap minta untuk pindah sekolah. Sebab, dia trauma dengan kejadian yang menimpanya.
"Hasil koordinasi kita, dari keluarga maupun anaknya sendiri pengennya pindah sekolah, meminta pindah sekolah lain dan nanti dari pihak Dikbud akan menjembatani bantu proses kepindahannya," ujarnya di Markas Polda Metro Jaya, Kamis, 2 November 2017.
Pihak orangtua anak-anak pelaku bullying terhadap J juga sudah meminta maaf atas tindakan anak mereka. Pihak sekolah korban pun berjanji hal serupa tidak akan terulang di sana.
Kejadian dugaan bullying itu terjadi sekitar dua bulan lalu. Untuk para pelaku bullying yang masih anak-anak, polisi melakukan pendekatan psikologis, yakni memberikan pengertian soal tindakan mereka yang salah itu agar tidak diulangi lagi.
"Dari pihak sekolah juga akan memberikan pengawasan yang lebih, kemudian tidak akan ada perbedaan-perbedaan lagi ke depannya," katanya.
Sebelumnya, kabar dugaan bullying terhadap anak berinisial J, siswa sekolah dasar negeri di Jakarta Timur, ramai beredar di media sosial. Bocah itu dikabarkan mendapat perundungan dengan dijuluki Ahok dan sempat dilukai dengan pulpen pada tangannya.
Mengenai hal tersebut, Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Polisi Hendy F Kurniawan membenarkan ada kejadian itu. "Dia (anak itu) enggak mau masuk sekolah di-bully sama teman-temannya," ujarnya, Selasa, 31 Oktober 2017.