Istilah Pribumi Tetap Muncul Selama Rakyat Belum Sejahtera
- VIVA.co.id/ Bayu Nugraha
VIVA – Tersangka kasus dugaan makar, Sri Bintang Pamungkas mendukung Gerakan Bangga Pribumi yang diinisiasi Aliansi Masyarakat Jakarta Utara.
Aksi itu digelar menyusul pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang menyinggung pribumi dalam pidatonya, usai pelantikan 16 Oktober 2017 lalu.
"Sebetulnya secara mendalam ini adalah menolak, menolak dominasi satu kelompok terhadap kelompok lain. Kelompok minoritas terhadap mayoritas pribumi yang selama ini diobok-obok, dimiskinkan," kata Bintang di Bundaran HI, Jakarta, Minggu 22 Oktober 2017.
Bintang menolak jika penggunaan istilah pribumi dituding sebagai tindakan rasis untuk menyinggung warga negara keturunan yang ada di Indonesia.
Menurutnya, hal itu untuk mengingatkan kembali bahwa masih banyak warga negara Indonesia yang belum hidup layak, termasuk juga dari etnis keturunan.
"Ini adalah masalah dominasi satu kelompok terhadap kelompok lain. Kita tidak ingin ada dominasi itu," katanya.
Menurut Bintang, kelompok masyarakat yang selama ini mendominasi berbagai sektor, terutama perekonomian, sengaja menghembuskan isu pribumi dan non pribumi.
"Yang penting adalah, selama dominasi masih ada, masih ada kaya dan miskin. Bahkan, yang miskin itu mayoritas, yang kaya itu segelintir. Itu istilah pribumi dan non pribumi akan selalu ada," tuturnya.
Ia memastikan, istilah pribumi dan non pribumi akan hilang dengan sendirinya jika pemerataan ekonomi dan kesejahteraan telah dirasakan seluruh masyarakat Indonesia.
"Dan yang tertindas itu kebetulan yang mayoritas, yang kebetulan Indonesia asli. Ditindas oleh para pendatang, nah ini kan penjajahan. Terus mereka membela dirinya dengan kata kata rasis itu," ujarnya.