Polisi Ungkap Motif Penyerangan di Kantor Kemendagri
VIVA.co.id – Polisi menyebut penyerangan Kantor Kementerian Dalam Negeri RI, Rabu sore, 11 Oktober 2017 tidak dilakukan massa demonstran. Terduga pelaku sudah berada di dalam Kantor Kemendagri sejak pertengahan bulan Agustus 2017.
Mereka ada di sana lantaran adanya sebuah kasus yang bergulir di Mahkamah Konstitusi (MK). "Mereka itu tidak demo, ya. Tapi memang ada di dalam Kemendagri berkaitan dengan kasus yang ada di MK. Dia sudah dua bulan di situ," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono di Markas Polda Metro Jaya, Rabu malam, 11 Oktober 2017.
Argo menjelaskan, mereka beralasan bertahan selama dua bulan lamanya agar tak ada orang Papua lain yang datang ke Kantor Kemendagri. Tapi Argo tak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai apakah orang Papua lain yang dimaksud adalah massa pendukung calon Bupati Tolikara lainnya. "Mereka menjaga agar tidak ada orang Papua ke situ. Mereka memantau saja," ujar dia.
Menurut Argo, sebelumnya massa hanya berjumlah sekitar lima sampai 10 orang yang berjaga setiap hari di sana. Namun, saat kejadian ada sekitar puluhan orang. "Kalau tadi sekitar 30 orang ya. Kemudian 15 orang kita amankan," kata Argo.
Penyebab kericuhan sendiri diduga akibat kesalahpahaman. Massa disebut mendesak ingin bertemu dengan Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo. Tapi, tidak ada waktu pas untuk itu.
"Intinya, yang bersangkutan pingin ketemu Mendagri dan pak menteri mendelegasikan ke Dirjen Otda dan Polpum," tuturnya.
Di saat mereka siap untuk bertemu, lanjut Argo, justru perwakilan dari Kemendagri yang tidak bisa. Penyerangan itu lantas tiba-tiba saja terjadi.
"Saat dari Kemendagri ada waktu, yang dari anak-anak Papua ini tidak bisa ketemu. Jadi missed komunikasi aja di situ," katanya.