Djarot Ogah Menggaji 'Pak Ogah'
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id – Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menanggapi permintaan Ditlantas Polda Metro Jaya yang menginginkan Pemprov DKI Jakarta menggaji sukarelawan pengatur lalu lintas (Supeltas) alias pak ogah. Djarot mengatakan, pada saat ini hal tersebut belum dapat dikabulkan oleh Pemprov DKI.
"Kalau menurut saya itu kan relawan, relawan ya relawan (tidak mendapat bayaran)," kata Djarot di Balai Agung, Gedung Balai Kota, Jakarta Pusat, Sabtu, 26 Agustus 2017.
Menurutnya, saat ini Pemprov tidak bisa menggaji pak ogah. Namun Pemprov dapat membantu dengan cara lain yakni menerjunkan para anggota Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) untuk ikut serta menjadi pak ogah. Namun hal itu dapat dilakukan ketika pasukan oranye ini sedang tidak bertugas.
"Mungkin kita bisa bantu melalui penugasan PPSU. Jadi ketika dia senggang dia bisa bantu itu tapi kalau disuruh membayar enggaklah, janganlah, kan namanya relawan itu kan dia tidak dibayar," ujarnya.
Menurut Djarot, ke depannya, para pak ogah perlu diberikan pendampingan agar tidak terjadi pungutan liar kepada para warga yang melintas di jalan tertentu.
"Makanya didampingi, kadang-kadang dia enggak mungut (biaya), kadang-kadang kita yang ngasih. Kalau pengalaman saya kita yang peduli, kasih uang jadinya, ada atau enggak, enggak apa apa kok tapi ada juga yang buka kaca tapi kasih ya (tanpa diminta). Itu saja," ujar Djarot.
Sejak beberapa waktu lalu Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya sempat meminta bantuan Pemerintah Provinsi DKI dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI untuk memberi honor kepada polisi cepek atau pak ogah yang direkrut menjadi Supeltas. Namun sejauh ini baru Kadin yang menyatakan siap mendukung rencana tersebut.
Â