Penyebab Kemacetan Parah di Stasiun Cikini
- VIVA.co.id / Bayu Januar
VIVA.co.id – Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Bambang Prihartono, meninjau Stasiun Cikini, Jakarta Pusat. Kunjungan kali ini dalam rangka mengatasi kemacetan yang terjadi di Stasiun Cikini.
Bambang mengatakan, selain Stasiun Cikini tercatat ada 16 stasiun lainnya yang menyebabkan kemacetan panjang.
"Telah teridentifikasi ada sekitar 17 stasiun yang menyebabkan kemacetan se-Jabodetabek, ini untuk sementara. Ya mungkin bisa nambah lagi," kata Bambang di Stasiun Cikini, Rabu, 2 Agustus 2017.
Menurutnya, kemacetan di beberapa stasiun terjadi karena adanya perpindahan moda transportasi dari Kereta Api Listrik (KRL) ke moda transportasi lain yang tidak terfasilitasi.
"Sehingga penumpang berkeliaran di mana-mana untuk mencari angkutan lainnya seperti angkutan umum, taksi, dan ojek sehingga mereka melakukan pergerakan sembarangan dan mengganggu aktivitas yang ada seperti mereka menyeberang jalan, nunggu jemputan dan lainnya," katanya.
Selain itu, moda transportasi seperti taksi dan bus tidak terfasilitasi untuk mengambil penumpang sehingga menggunakan badan jalan dan menyebabkan penyempitan jalan (bottle neck).
"Oleh karena itu kami lagi berpikir keras bagaimana mereka ini difasilitasi. Kemarin di Dukuh Atas sudah ada lokasi lahan supaya ojek, baik pangkalan maupun online tidak berhenti di pinggir jalan tapi difasilitasi di lahan PD Pasar Jaya," katanya.
Khusus di Stasiun Cikini, ia memaparkan pihaknya akan memikirkan solusi agar transportasi umum bisa diatur. "Saya baru lihat dan mikir mereka ini taruh di mana. Mereka harus berkumpul satu tempat dan tidak mengganggu lalu lintas," ucapnya.
Untuk pergerakan orang, BPTJ pun berencana akan membuat sky bridge atau jembatan penyeberangan orang (JPO) agar tidak lagi memanjat pagar.
"Lalu kita lihat tujuan orang pada ke mana semua sih. Ada kampus, pasar dan langkah panjangnya kita akan bangun sky bride ke arah pasar atau kampus. Semacam JPO lah. Jangka pendeknya membenahi menajemen mereka berkumpul," katanya.
Namun, mengenai lahan untuk transportasi umum berkumpul ia belum bisa memastikannya. Menurutnya, hal ini masih akan dibicarakan oleh Kepala Stasiun Cikini dan stakeholders lainnya.
"Saya mau ketemu Kepala Stasiun dulu untuk tahu gimana dulu pengaturannya supaya kami gak salah langkah. Mereka membuat seperti ini pasti ada ceritanya walaupun dampaknya tidak baik nanti kita cari win-win solution," ujarnya.
Selain itu, nantinya di Stasiun KRL akan dipasang rambu-rambu sebagai panduan masyarakat jika ingin beralih ke moda transportasi lainnya.
"Itu termasuk juga. Biar mengurai sebagai informasi mereka harus ke mana," katanya.
Lebih lanjut, ia menambahkan, dari data yang ia dapat tercatat memang ada beberapa stasiun yang menjadi perhatian terhadap kemacetan sekitar yakni Stasiun Cikini, Palmerah, Tebet dan Dukuh Atas. (one)
Â