Mulai Rabu, Ojek dan Angkot Bakal 'Diusir' dari Dukuh Atas

Pengemudi Angkutan Umum dan ojek berbasis aplikasi daring (online) menggelar konvoi damai di Tangerang, Banten.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Lucky R

VIVA.co.id – Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek, atau BPTJ tengah menginventarisir sejumlah wilayah Ibu Kota yang menjadi titik kemacetan. Yang menjadi perhatian adalah beberapa kawasan Stasiun Kereta Api, ketika waktu penurunan penumpang kerap menyebabkan kemacetan. 

Grab Pertemukan 4 Startup Lokal Ini ke 100 Calon Investor Potensial

Hal itu dikatakan, Kepala BPTJ Bampang Prihartono, usai bertemu Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat di Balai Kota. 

"Jadi, kita bisa bayangkan, yang sekarang saja yang satu juta (penumpang). Setiap stasiun membuat kemacetan. Orang (turun kereta) sibuk mencari angkutan umum. Apalagi, kalau sudah dua juta (penumpang)," kata Bambang, Selasa 1 Agustus 2017. 

Kunker Perdana di Solo, Wapres Gibran Tinjau Tram Baterai Pertama Buatan PT INKA

Bambang mengatakan, jumlah penumpang kereta komuter tiap tahunnya meningkat. Sebab itu, pihaknya sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat perlu berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI membenahi semrawutnya lalu lintas di sekitar stasiun. 

Karena belajar dari kasus di Stasiun Dukuh Atas dan 16 stasiun lainnya, hampir sebagian jalan sekitar stasiun diduduki oleh tukang ojek. 

PasarPolis Lanjutkan Kemitraan dengan Gojek Kasih Asuransi Layanan GoSend hingga GoBox

"Seandainya ada lahan - lahan kosong di sekitar stasiun, bisa enggak kita manfaatkan pengendapan. Jadi, bagi ojek online dan non online dan angkutan umum kita masukkan ke situ, sehingga tidak parkir sembarangan di pinggir jalan. Kita mau bikin pilot project di Dukuh Atas," kata dia. "Mulai besok, sudah kita tertibkan (ojek dan angkot Dukuh Atas)." 

Untuk sementara, angkutan umum dan ojek di Dukuh Atas yang 'mangkal' akan ditempatkan di suatu lahan sekitar stasiun milik PD Pasar Jaya. 

Menurut dia, cara itu adalah solusi jangka pendek sebelum pemerintah mewacanakan terintegrasinya sistem transportasi multi moda seperti LRT, MRT, dan Transjakarta dengan kawasan bisnis dan perkantoran. 

"Nanti semua ojek kita pool di situ. Jadi, penumpang kita minta ke situ, tidak ada lagi di pinggir jalan. Sehingga, jalan menjadi lancar," katanya. 

Wakil Kepala Dinas Perhubungan Sigit Wijatmoko, meminta kepada PT KCJ untuk memikirkan alur lalu lintas penumpang setelah keluar stasiun. Sebab, melihat karakter penumpang yang turun di stasiun kebanyakan masih menggunakan angkutan lanjutan untuk menuju tempat aktivitas mereka. 

"Harusnya, begitu orang turun dari commuter line, dia punya arah yang jelas. Oh, saya mau jalan kaki, berarti saya harus lewat sini. Saya mau menggunakan kendaraan roda dua ojek, saya ada pintunya. Ada kanalisasi, sejak dia turun dari rangkaian kereta," kata dia. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya