Diberi Sanksi Beda, Ini Peran Pelaku Perundungan Gunadarma

Sejumlah mahasiswa Universitas Gunadarma menggelar aksi solidaritas untuk rekan mereka yang menjadi korban bullying pada Selasa, 18 Juli 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zahrul Darmawan

VIVA.co.id – Proses investigasi terkait kasus perundungan yang dialami oleh FH, mahasiswa Gunadarma akhirnya berakhir. Pihak kampus  telah menjatuhkan hukuman untuk 13 orang pelaku yang juga  mahasiswa di kampus tersebut. Tiga di antaranya mendapat sanksi cukup berat yakni skorsing selama 12 bulan.

Veronica Tan Sebut Ekonomi Perempuan Tak Terjamin Jadi Penyebab Masalah Mental Health hingga Bullying

Salah satu anggota tim investigasi Gunadarma, Budi mengatakan, sejumlah pelaku yang mendapatkan sanksi tersebut memiliki peran yang berbeda.   

“Pelaku inisial AA itu berperan menarik tas korban, sedangkan YLL itu yang merekam (memvideokan). Jika saya perjelas, dia ini merekam menggunakan aplikasi IG Story yang sebenarnya langsung live hanya saja ketika itu paketnya sempat habis jadi tidak langsung live. Jadi ketika mengaktifkan paket sehari setelah kejadian, video langsung live,” ujar Budi di hadapan wartawan, Rabu malam, 19 Juli 2017.

Pilu, Angka Kasus Bunuh Diri di Indonesia Meningkat! Didominasi Anak di Bawah 15 Tahun

Sedangkan pelaku berinisial HN, lanjut Budi, saat kejadian mengeluarkan kata-kata yang kurang pantas.  

“HN mengeluarkan kata-kata tak pantas menyebut tampol, sedangkan pelaku inisial PDP adalah yang melintas dan hampir sama mengeluarkan kata-kata seperti HN. Dan untuk sembilan orang lainnya, mereka dikenakan sanksi karena dianggap melakukan pembiaran.”

Areum Eks T-ara Buka Suara Soal Ancaman dan Bullying yang Dilakukan Hyo-young

Atas ulahnya itu, Gunadarma pun mejatuhkan sanksi skorsing selama 12 bulan kepada AA, YLL dan HN. Kemudian skorsing selama enam bulan kepada seorang mahasiswa inisial PDP dan peringatan tertulis pada sembilan orang mahasiswa yang terihat dalam video tersebut. (mus)

Aruma

Siapa Sangka, Aruma Pernah Jadi Korban Bully

Pada malam terakhir MPLS, ia menjadi korban intimidasi oleh sekelompok siswa senior. Aruma mengenang kejadian tersebut.

img_title
VIVA.co.id
20 November 2024