Orang Tua Mahasiswa Korban Bullying di Gunadarma Terpuruk

Sejumlah mahasiswa Universitas Gunadarma menggelar aksi solidaritas untuk rekan mereka yang menjadi korban bullying pada Selasa, 18 Juli 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zahrul Darmawan

VIVA.co.id - Wakil Rektor III Universitas Gunadarma, Irwan Bastian, menarik ucapannya tentang MF yang disebut memiliki kebutuhan khusus atau disabilitas. Ia berdalih, keterangan yang sebelumnya ia sampaikan akibat pengaruh media.

Pelaku Pencemaran Nama Baik IU Divonis 4 Bulan Penjara

“Saya sempat menyampaikan bahwa saudara MF (korban) adalah anak berkebutuhan khusus, itu karena dipengaruhi berita yang luar biasa. Tapi setelah kami mendengar langsung dari orangtua korban, ayah dan ibunya, bahwa anaknya bukanlah anak ABK (anak berkebutuhan khusus),” katanya kepada wartawan pada Selasa, 18 Juli 2017.

Ia pun berkelit, MF menempuh pendidikan di universitas itu tidak melalui jalur khusus seperti yang sebelumnya ia sampaikan pada pers. “Mengenai diterimanya MF di Gunadarma melalui tes masuk secara akademik pun MF lulus tes masuk,” katanya.

Siapa Sangka, Aruma Pernah Jadi Korban Bully

Menurut keterangan yang ia dapat, MF bahkan memiliki nilai yang cukup bagus sama seperti nilai teman-temannya yang lain.

“Sebelumnya mencari data dan fakta. Saat itu belum ada catatan dari kami MF (adalah) ABK, tapi karena sudah beredar dia anak ABK, maka kami butuh untuk investigasi dan mencocokkan data dan fakta. Tim yang mengumpulkan semua itu. Kita tunggu hasilnya,” kata Irwan.

Imam-Ririn Unggul di Survei, PKS: Mayoritas Warga Depok Inginkan Keberlanjutan Bukan Perubahan

Menurut Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Budi, pernyataan yang menyebut MF mengalami autis telah membuat kedua orangtuanya terpuruk.

“Orang tuanya menyatakan anak saya tidak ABK, tidak autis, tapi di medsos (media sosial) divonis autis. Ini yang membuat orang tua MF terpuruk, bahkan ibunya sempat menangis,” katanya.

Mengenai nilai akademik, kata Budi, MF memiliki nilai yang cukup memuaskan. “Dalam perkuliahan IPK-nya (indeks prestasi kumulatif) cukup bagus: 2,9, hampir tiga. Namun untuk pembuktiannya (apakah autis) sedang dalam proses investigasi,” ujarnya.

Pengakuan teman
 
Berbeda dengan pernyataan pihak rektorat, sejumlah rekan kuliahnya justru tak menampik MF memang berkebutuhan khusus. Salah satunya adalah MF sempat beberapa kali salah masuk kelas.

Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Lingkar Studi Mahasiswa Gunadarma mendesak agar kasus itu segera dituntaskan dan para pelaku disanksi.

“Kemudian menuntut Ibu Rektor Murdianti untuk memberikan pernyataan resmi pada masyarakat atas permasalahan ini. Kami juga menuntut membuat badan konseling mahasiswa di seluruh region kampus,” kata Fajar, seorang mahasiswa Universitas Gunadarma, saat ditemui wartawan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya