Begini Proses Terbakarnya Kapal Zahro yang Tewaskan 24 Orang
- Twitter/@TMCPoldaMetroJaya
VIVA.co.id – Penyebab kecelakaan kapal Zahro Express yang baru 15 menit meninggalkan pelabuhan Kali Adem pada 1 Juli 2017 lalu akhirnya terungkap. Kapal yang membawa 221 orang, termasuk lima orang anak buah kapal (ABK) tersebut terbakar di tengah perjalanannya menuju Pulau Tidung.
Dari peristiwa yang terjadi di sekitar perairan Utara Teluk Jakarta, atau sekitar 3 mil laut dari dermaga Muara Angke dan memakan korban jiwa sebanyak 24 orang tersebut, akhirnya Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyampaikan hasil temuannya dalam investigasi penyebab kecelakaan Kapal Zahro Express.
Dalam media rilis yang digelar di Pelabuhan Kali Adem, Jakarta Utara, 14 Juli 2017, KNKT bersama Dinas Perhubungan, KNKT menjelaskan proses kebakaran kapal yang dibuat pada tahun 2013 tersebut.
KNKT menemukan bahwa kebakaran berawal dari generator, yang selanjutnya menyambar konstruksi kayu. Berdasarkan penelitian dan pengujian terhadap generator yang mengalami masalah, didapatkan adanya tanda-tanda goresan yang menunjukkan adanya gesekan antara stator dan rotor yang menimbulkan lompatan bunga api.
"Berdasarkan penelitian dan pengujian terhadap generator yang mengalami masalah, ditemukan tanda-tanda goresan yang menunjukkan adanya gesekan yang bisa menimbulkan panas. Selain adanya goresan, terdapat pula lompatan bunga api yang memberikan dampak berupa bercak. Hal ini diakibatkan rusaknya bearing penopang poros putar rotor," ujar Investigator Pelayaran KNKT, Bambang Safari Alwi.
Tanda-tanda gesekan keduanya ditemukan dengan adanya tanda goresan pada stator dan rotor yang diakibatkan adanya kerusakan bearing penopang rotor. Kebakaran dipercepat dengan adanya kandungan bahan bakar solar yang menempel pada konstruksi, serta terbakarnya material FRP sebagai pelapis geladak.
"Bahan bakar minyak yang tumpah, dapat menetes ke bawah mesin yang berpotensi menjadi sumber api," ucap dia.
Peristiwa terbakarnya KM. Zahro Express terjadi pada pagi hari, hanya berselang 15 menit sejak meninggalkan pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, terlihat asap dan api yang kemudian membesar, hingga hampir seluruh bagian kapal terbakar. Dari geladak bagian haluan sampai buritan hangus terbakar, bangunan atas kapal, ruang navigasi, kamar mesin dan peralatannya juga hangus terbakar. Sebanyak 197 orang selamat dari peristiwa ini.