Walau Sedih, Haji Naim Rela Digusur dari Bukit Duri
- Eduward Ambarita - VIVA.co.id
VIVA.co.id – Pemerintah Provinsi DKI akhirnya menerjunkan petugas Satpol PP untuk melakukan penggusuran pemukiman warga di bantaran Kali Ciliwung, Bukit Duri, Jakarta Selatan.
Dalam penggusuran kali ini, ternyata banyak bangunan rumah warga yang sudah dibongkar sebelum petugas datang bersama alat berat.
Menurut salah satu warga Bukit Duri bernama Haji Naim, banyak warga yang memilih membongkar sendiri bangunan rumah, karena sudah mengikhlaskan lahan yang mereka tempati diambil lagi oleh pemerintah.
"Tidak ada penolakan. Melawan kan percuma. Manut saja," kata Haji Naim saat ditemui di lokasi pembongkaran, Selasa, 11 Juli 2017.
Pria berusia 76 tahun ini mengaku, sudah sejak tahun 1991 menempati rumah yang dibangun di bantaran Kali Ciliwung ini. Selama ini lahan itu tak hanya dijadikan hunian, tapi juga tempat usaha.
Meski demikian, Haji Naim lebih memilih tawaran Pemprov DKI untuk merelakan bangunannya digusur dan dia direlokasi ke Rumah Susun.
Warga Bukit Duri, Jakarta Selatan, terlihat telah mengosongkan bangunannya ketika aparat personel Satpol PP membongkar hunian milik mereka.
Salah satu warga Haji Naim, 76 tahun, mengaku sudah legawa menerima tempat tinggalnya yang juga dijadikan sekaligus lokasi usaha dibongkar.
Sudah menempati bangunan itu sejak tahun 1991, Haji Naim akhirnya menerima tawaran pemerintah daerah DKI Jakarta untuk pindah ke rumah susun.
"Begitu tanggal 5 (terima surat peringatan) bongkar sendiri-sendiri," ujarnya.
Saat petugas mulai merobohkan rumahnya, Naim terlihat bersedih, tapi dia tetap mengaku tidak kecewa atas apa yang terjadi.
Sementara itu, warga lain yang memiliki kisah sama dengan Naim adalah Icat, 22 tahun. Dia pasrah rumah warisan orang tuanya dibongkar. Serupa dengan Naim, Icat mengatakan, akan menempati Rusun Rawa Bebek untuk melanjutkan kehidupannya. "Biasanya lingkungan di sini ramai jadi sepi. Kerja susah," ujarnya.