Taktik Baru Tim Jaguar Tumpas Geng Motor di Depok
- VIVA.co.id/ Zahrul Darmawan.
VIVA.co.id – Sadar menjadi musuh besar pelaku kriminal khususnya kawanan geng motor, pasukan elite Polresta Depok, Tim Jaguar terpaksa menggunakan strategi ‘perang gerilya’. Salah satu jurusnya ialah dengan upaya penyamaran.
Hal itu diungkapkan Komandan Tim Jaguar, Iptu Agus Winam saat dikonfirmasi VIVA.co.id, Jumat, 9 Juni 2017. Winam menyebut, apa yag dilakukannya bukan tanpa alasan. “Mereka itu gangster-gengster sekarang ini membaca pergerakan kami (Jaguar) di media sosial, salah satunya Instagram. Kemarin itu malah ada dari mereka yang nge-live di Instagram menyebarkan pergerakan kami saat beroperasi,” kata Winam.
Untuk itulah, jelas Winam, pihaknya menggunakan taktik penyamaran khusus untuk tim yang bergerak di wilayah barat, seperti kawasan Sawangan dan Pancoran Mas yang dianggap rawan aksi geng motor atau gengster.
“Tim yang bergerak ke wilayah itu sembilan personel. Mereka mengenakan pakaian bebas, bukan seragam Jaguar. Kendaraan yang digunakan pun kendaraan biasa, layaknya warga biasalah, tapi tetap ada senjata di balik jaket,” katanya.
Selain itu, lanjut Winam, dalam waktu dekat ini Tim Jaguar akan mendapat bantuan penambahan jumlah personel. “Tadinya anggota Jaguar hanya 18 personel, nanti jadi 25 personel. Tapi tetap kita bagi dua tim, untuk bergerak di wilayah Barat dan Timur. Wilayah timur terdiri kawasan Ciamnggis, Tapos, Juanda dan GDC,” jelasnya.
Untuk menekan ruang gerak pelaku geng motor maupun gangster, pihaknya berharap masyarakat, khususnya warga Depok memiliki aplikasi Halo Polisi atau Panic Button. “Itu agar kami bisa dengan cepat mendeteksi keberadaan pelaku kriminal. Kami akan terus berusaha untuk memberikan rasa aman dan nyaman pada masyarakat.”
Tembak di Tempat
Polisi bakal melakukan tindakan tegas terhadap para pelaku yang membuat resah hingga melukai orang lain di Kota Depok. Tak tanggung-tanggung, sistem tembak di tempat pun kini mulai berlaku di kota penyangga ibu kota tersebut.
Hal itu diungkapkan Kapolsek Pancoran Mas, Komisaris Monang Nadapdap menyusul terjadinya aksi brutal sekelompok remaja terhadap dua warganya di kawasan Jalan Caringin, Kamis dinihari, 8 Juni 2017, sekitar pukul 03:30 WIB. Para pelaku diperkirakan berjumlah sekitar sepuluh orang dengan menggunakan lima motor.
“Untuk itu kami mengambil sikap dengan tindakan tegas minimal memberikan syok terapi agar tidak meresahkan lagi. Saya sudah perintahkan jajaran untuk tembak ditempat pada para pelaku yang meresahkan itu,” tegasnya di hadapan sejumlah awak media.
Nadapdap tak menampik jika intruksinya itu bakal menimbulkan pro dan kontra. Namun ia menilai hal itu perlu dilakukan untuk memberi rasa aman pada masyarakat.
"Di dalam mengambil tindakan tegas ini pasti ada risikonya. Tapi kita berhadapan dengan upaya pembinaan, kalau dilihat dari kejahatan yang mereka lakukan ini bukan kejahatan biasa, mungkin kalau ada kesempatan mereka akan membunuh. Untuk itu kami perlu memberii efek syok terapi. Kalau ketemu dengan kami saat kejadian, saya perintahkan pada jajaran untuk tembak di tempat,” tegasnya.
Kembali ke kasus penganiayaan yang dialami dua warganya, Nadapdap mengaku pihaknya telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) guna mencari bukti sekaligus petunjuk untuk memburu para pelaku.
“Motifnya apa kita masih dalami, kita belum tahu apa ini begal atau gangster. Para korban tidak kenal pelaku. Yang jelas ini sudah meresahkan wilayah saya, sudah ada korban dengan senjata tajam karena itu saya perlu ambil tindakan tegas,” ujarnya.
Untuk diketahui, M Taufik (17 tahun) dan rekannya Salamun (16 tahun) mengalami luka cukup serius akibat dianiaya menggunakan senjata tajam oleh sekelompok remaja yang diperkirakan mengadang dengan lima unit motor saat melintas di kawasan Jalan Caringin, Pancoran Mas, Depok sekitar pukul 03:30 WIB, Kamis dinihari 8 Juni 2017. Kedua korban selamat setelah dilarikan ke rumah sakit oleh warga setempat. Guna penyelidikan lebih lanjut kasusnya ditangani Polsek Pancoran Mas.