Soal Pemakaman Pelaku Bom Bunuh Diri, Ini Komentar Warga
- VIVA.co.id/ Dede Idrus.
VIVA.co.id – Jenazah terduga pelaku bom Kampung Melayu Jakarta Timur, Ichwan Nurul Salam, belum dibawa ke kediamannya di Cibangkong RT 02/07 Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Jawa Barat.
Dari pantauan VIVA.co.id, kawasan rumah Ichwan tidak seperti biasanya yang selalu ramai penuh dengan aktivitas masyarakat. Rumah itu kini sepi dan steril dengan pelindung garis polisi.
Terungkapnya Ichwan sebagai terduga aksi teror di Jakartamenjadi buah bibir masyarakat sekitar Cibangkong. Lantas, bagaimana sikap warga terhadap Ichwan yang meninggalkan satu istri dan dua anak itu?
Ketua RT 02, Priatini menjelaskan, sampai saat ini pihaknya hanya akan menindaklanjuti apa keputusan dari aparat kepolisian. "Kalau sekarang mah, kita mengikuti apa keputusan mereka," kata Priatini saat ditemui di rumahnya Cibangkong Kota Bandung Jawa Barat, Sabtu 27 Mei 2017.
Priatini mengakui akan adanya potensi penolakan terhadap jenazah karena tinggalnya seorang terduga teroris di RT nya di luar dugaan. Bahkan, kasus ini, wilayahnya menjadi bahan gosip antar kelurahan. Namun, sampai saat ini, belum ada warga yang menyinggung hal tersebut.
"Sampai sekarang saya pastikan enggak ada warga yang menanyakan 'apakah harus ditolak aja? Biarkan saja itu (nolak) menjadi pertimbangan dan hak keluarga," katanya.
Ichwan diketahui merupakan terduga pelaku bom bunuh diri di Kampung Melayu, Jakarta, pada Rabu malam 24 Mei 2017.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto mengungkapkan bahwa korban ledakan bom di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu 24 Mei 2017 malam terus bertambah. Korban tercatat 17 orang. Hal itu diungkapkan Setyo saat menjadi nara sumber di Apa Kabar Indonesia Pagi, tvOne.
"Terakhir itu 17 korban. Sembilan dari anggota Polri, tiga gugur, enam luka-luka, satu mengalami luka parah. Delapan dari masyarakat," katanya.
Ia menambahkan kemungkinan korban akan terus bertambah. Hal ini karena beberapa masyarakat datang dan melapor ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati bahwa mereka mengalami gangguan pendengaran setelah peristiwa ledakan tersebut.