Karangan Bunga Dibakar, Djarot: Kami Tetap Bantu Buruh
- ANTARA FOTO/Andika Wahyu
VIVA.co.id – Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku tidak sakit hati meskipun karangan bunga Ahok-Djarot dibakar oleh massa buruh saat aksi unjuk rasa May Day.
Djarot menyebutkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan tetap mensubsidi buruh yang bergaji di bawah Upah Minimum Regional (UMR).
"Daging murah, operasi pasar kami tetap lakukan karena itu tanggung jawab kami untuk melindungi seluruh warga masyarakat, terutama buruh yang upahnya masih di bawah UMR atau sesuai dengan UMR, kami akan bantu betul. Kami enggak sakit hati biarkan saja," kata Djarot di Balai Kota, Jakarta, Selasa, 2 Mei 2017.
Jika buruh mempunyai tuntutan, menurut Djarot, mereka bisa menyampaikan kepada pemerintah tanpa harus melakukan aksi bakar karangan bunga tersebut.
"Kalau bakar bunga itu salah alamat. Kami membantu buruh menekan pengeluaran mereka, contoh naik bus TransJakarta, kami subsidi gratis, anaknya dapat KJP. Mereka semua kalau sakit ada BPJS kesehatan gratis," ujarnya.
Djarot mengimbau buruh agar meningkatkan produktivitas kerja. Sebab, saat ini era persaingan lebih terbuka dan buruh lokal harus bersaing dengan tenaga kerja asing (TKA).
Deretan karangan bunga di kawasan Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, dibakar massa buruh saat memperingati Hari Buruh Internasional, Senin, 1 Mei 2017. Kekecewaan mereka terhadap UMP di bawah kepemimpinan Ahok-Djarot diduga menjadi penyebab aksi itu.
Sebelumnya, karangan bunga berisi pesan moril bagi Ahok-Djarot usai kekalahan di Pilkada DKI Jakarta itu memenuhi halaman Balai Kota, dan sebagian dipindahkan ke sekitar Monas.