Bawaslu: Tim Ahok-Djarot Paling Banyak Bagi-bagi Sembako
- VIVA.co.id/Facebook
VIVA.co.id – Anggota Bawaslu DKI Jakarta Muhammad Jufri menyatakan, pelanggaran dugaan suap sembako paling terbanyak menjelang Pilkada DKI putaran kedua dilakukan tim sukses Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat. Dia pun menyarankan pada pasangan untuk tidak dilanjutkan lagi.
"Apa lagi dalam masa tenang ini," ujar Jufri di kantor Bawaslu DKI, Sunter, Jakarta Utara, Minggu, 16 April 2017.
Jufri membeberkan, modus bagi-bagi sembako beragam. Di antaranya dikemas dengan pasar murah yang tujuannya menarik simpati warga agar memilih pasangan calon tertentu saat pemungutan suara.
"Kalau jualnya dengan harga wajar tak masalah, tapi kalau yang sudah dijual dengan kelewatan, misal harganya Rp30 ribu dijual Rp3 ribu, nah ini yang kelewatan," ujarnya.
Dia menuturkan, bagi-bagi sembako ini merata di semua wilayah DKI Jakarta, bahkan sampai Kepulauan Seribu. Dan salah satunya yang paling terbaru terjadi di Kelapa Gading, Jakarta Utara yang diduga dilakukan oleh pendukung pasangan nomor dua.
"Terakhir di Kelapa Gading, kami amankan ratusan paket sembako yang diduga dari pendukung paslon dua bungkusnya merah," katanya.
Sebelumnya, sekelompok orang yang mengenakan baju kotak-kotak khas pendukung Ahok-Djarot diketahui membagi-bagikan sembako kepada warga di Kampung Sumur, Klender, Jakarta Timur, pada Jumat, 14 April 2017. Ketua Bawaslu DKI Jakarta, Mimah Susanti, membenarkan terjadinya peristiwa pembagian sembako itu.
Menurut Mimah, petugas dari lembaganya itu sempat meminta agar aksi itu dihentikan. Namun tidak digubris para pelaku.
Sekretaris Tim Pemenangan Ahok-Djarot, TB Ace Hasan Syadzily, membantah telah melakukan bagi-bagi sembako. Dia mengatakan jika ada pihak-pihak yang melakukan pembagian sembako maka itu di luar tanggung jawab tim pemenangan secara resmi.
Menurut Ace, pemeriksaan oleh Bawaslu terhadap pihak yang diduga membagikan sembako murah tidak serta-merta bisa dituduhkan kepada tim pemenangan Basuki-Djarot. Dia menegaskan bahwa Basuki-Djarot dalam kampanyenya selalu mengandalkan program kerja nyata yang selama ini sudah dikerjakan oleh incumbent itu.