KPU DKI: Pilkada Putaran Kedua Lebih Berbahaya
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id – Saat ini, warga DKI, memasuki masa kampanye putaran kedua pilkada DKI Jakarta. Dalam pilkada putaran kedua ini, menurut Ketua Pokja Kampanye KPUD DKI Dahlia Umar, proses kampanye berlangsung lebih keras dibanding dengan putaran pertama.
Menurut Dahlia, pada putaran pertama, sasaran utama serangan adalah para calon, baik itu melalui penghadangan atau serangan fisik terhadap calon. Namun pada putaran kedua ini, intimidasi lebih dihadapi oleh pemilih.
"Ini lebih berbahaya, pada putaran kedua ini, yang diserang atau diintimidasi adalah masyarakat atau pemilih untuk mencoblos salah satu calon," kata Dahlia di Warung Daun, Jalan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu 1 April 2017.
Dahlia mengatakan, indikasi itu terlihat dari adanya sejumlah spanduk provokatif yang menolak mensalatkan jenazah pendukung calon tertentu. Selain itu, ada pula perjanjian kontrak untuk memilih cagub.
"Bisa lebih berbahaya karena masyarakat tak punya power untuk melindungi diri. Berbeda dengan calon yang mempunyai pengamanan tersendiri, dan mendapatkan fasilitas pengamanan," ujarnya.
Selain itu, potensi lainnya adalah dengan serangan pribadi terhadap lawan politik, bukan melalui program dan adu gagasan. "Seperti menyerang SARA dan kepribadiannya. Ini bisa menunjukkan kampanye tak sehat," ujarnya.
Seperti diketahui, Pilkada DKI Jakarta putaran kedua akan berlangsung pada 19 April mendatang. Calon yang lolos diputaran kedua yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat melawan Anies Baswedan - Sandiaga Uno.