Reaksi Djarot soal Kartu Jakarta Lansia Dianggap Politis
- VIVA.co.id/ Ade Alfath
VIVA.co.id – Sebagian orang menilai program Kartu Jakarta Lansia (KJL) yang tengah disosialisasikan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta petahana, Djarot Saiful Hidayat, sarat muatan politis. Muncul anggapan KJL merupakan program jualan calon petahana untuk kampanye di Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran dua.
Menanggapi pandangan itu, Djarot mengatakan, KJL diluncurkan untuk meningkatkan kualitas pembangunan manusia, agar setara dengan kota maju di dunia.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kota Jakarta saat ini, kata Djarot, berada di angka 78. Sementara IPM di kota-kota maju dunia berada di angka 80.
"Ini supaya Jakarta dalam dua tahun ke depan sampai angka 80 (IPM). Itu terjemahan program ini. Ini perlu uji coba saat aktif kembali," ujar Djarot di sela kunjungan di Pasar Inpres Petamburan, Jakarta Barat, Selasa, 21 Maret 2017.
Menurutnya, Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial menjadi leading sektor dalam program KJL. "Saat ini pendataan terus dilakukan," ujarnya.
Rencananya, KJL akan diterapkan pada Mei 2017. Setiap lansia dari keluarga tidak mampu akan menerima dana bantuan sebesar Rp600 ribu per bulan. Dana itu dapat dipakai untuk makanan dan minuman yang bergizi bagi lansia.
KJL akan diberikan kepada lansia yang berusia di atas 60 tahun, baik itu perempuan maupun laki-laki, yang tergolong tidak mampu. (one)