Penjelasan Tim Anies-Sandi Soal Urus Jenazah Pendukung Ahok
- ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
VIVA.co.id – Tim Sukses pasangan calon Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, Andre Rosiade mengatakan, isu penolakan jenazah nenek Hindun, warga Kelurahan Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan yang meninggal Selasa 7 Maret lalu, perlu diluruskan, agar publik mendapatkan pemahaman yang utuh.
Penolakan jenazah itu ramai dibicarakan, karena Hindun disebut-sebut sebagai pendukung Basuki Tjahaja Purnama, atau Ahok.
"Kami mengimbau umat Islam tidak terpancing dan terprovokasi dengan adanya isu penolakan memandikan, menyalatkan, dan memakamkan jenazah Ibu Hindun," kata dia dalam keterangannya, Minggu 12 Maret 2017.
Andre mengatakan, dalam kenyataannya yang memandikan dan menyalatkan jenazah adalah kader-kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang merupakan pendukung Anies dan Sandi. Begitu juga, mobil ambulans yang mengantarkan jenazah Hindun ke pemakaman, merupakan ambulans dari tim Anies dan Sandi.
Sementara itu, ambulans dari Partai Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang merupakan partai pengusung Ahok dan Djarot Saiful Hidayat, saat dihubungi warga, tidak tersedia, karena sedang penuh.
"Sekali lagi, kami mengimbau umat Islam tetap tenang, tetap melaksanakan syariat. Kalau ada saudara seiman kita yang meninggal, kita tentu harus tetap membantu proses pemakamannya. Dari memandikan, mengafani, menyalatkan sampai mengantar ke kuburan," kata Andre.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra itu menekankan, beda pilihan dalam demokrasi adalah hal yang biasa. Meski dalam Islam ada ketentuan memilih pemimpin non muslim itu dilarang, namun selayaknya aturan itu tidak merusak kebhinekaan.
Dia mengatakan, kewajiban umat Islam adalah tetap membantu saudara muslim lainnya yang tertimpa musibah. Untuk itu, dia mengajak jangan sampai umat Islam terkotak-kotak dengan pilihan. Berbeda pilihan politik merupakan bagian dari demokrasi. Dia mengajak umat Islam untuk menunjukkan Islam adalah rahmatan lil alamin atau rahmat bagi seluruh alam.
"Meski Ahok diduga menistakan agama Islam, menghina ulama, kita tidak boleh menyalahkan pendukungnya yang beragama Islam. Jangan sampai perbedaan merusak tenun kebangsaan, merusak tenun kebhinekaan," kata dia. (asp)