Dituding Fasilitasi Antasari, ini Respons Polda Metro Jaya
- VIVA.co.id/ Bayu Nugraha
VIVA.co.id – Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono, menjawab pernyataan Wakil ketua komisi III DPR, Benny K Harman, yang menuding Polri memfasilitasi mantan ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar menjelek-menjelekkan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Polisi bekerja sesuai undang-undang yang berlaku, polisi adil dan kita profesional bertindak di lapangan," kata Argo kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Kamis 23 Februari 2017.
Ia juga membantah Polda Metro Jaya memberi ruang kepada sekelompok mahasiswa untuk melakukan unjuk rasa di kediaman SBY, di Kuningan, Jakarta Selatan.
"Loh, orang kita datang sebelumnya sudah sampai dan mempersiapkan. Demo juga enggak ada izin dan itu sudah sah dibubarkan. Kita profesional dan objektif," katanya.
Bukan Alat Kekuasaan
Sebelumnya, Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat menggelar rapat dengan Kepolisian RI, Rabu 22 Februari 2017. Dalam kesempatan itu, Benny menegaskan bahwa Polri seharusnya bukan alat kekuasaan.
"Dukungan kami bentuk apresiasi terhadap saudara Kapolri waktu itu, dengan harapan saudara Kapolri membawa institusi yang netral, non partisan, tidak boleh jadi alat kekuasaan," kata Benny di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat.
Politikus Partai Demokrat ini menyesalkan kepolisian seperti memfasilitasi mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar dalam menjatuhkan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
"Kepolisian memfasilitasi Antasari Azhar, menjadikan Mabes Polri untuk Antasari merusak kewibawaan Presiden ke-6. Kejam. Yang lebih kejam institusi kepolisian yang anda pimpin," ujar Benny.
"Antasari, eks napi diterima karpet merah di Istana Jokowi. Beliau mendatangi Mabes Polri, pura-pura korban kriminalisasi," kata Benny.
Kemudian Benny juga mempertanyakan Polda Metro Jaya yang seperti memberi ruang kepada sekelompok mahasiswa saat melakukan demonstrasi di depan rumah SBY beberapa waktu lalu. Bahkan dia menyebut para mahasiswa itu seperti difasilitasi oleh Polda.
"Apa tidak mungkin saudara Kapolda memfasilitasi sekelompok masyarakat yang menamakan mahasiswa, menggeruduk rumah pribadi Presiden ke-6. Tujuannya sama. Keberpihakan secara halus, ada invisible. Kami punya mata, hati dan telinga. Kesimpulannya ini difasilitasi, mohon maaf," kata dia. (ren)