Korban Banjir Cipinang Melayu Mengeluh Kelaparan
- Viva.co.id/Bayu Nugraha
VIVA.co.id – Banjir di Cipinang Melayu, Makassar, Jakarta Timur, kini memasuki malam ketiga. Hingga Selasa malam, 21 Februari 2017, air masih merendam pemukiman warga. Kondisi banjir masih berkisar 1 - 1,5 sentimeter.
Warga di pemukiman tersebut, juga terlihat masih bertahan dengan kondisi pemukiman yang gelap karena aliran listrik telah dipadamkan. Sebagian besar warga yang masih bertahan, memilih berkumpul di atas balkon rumahnya dengan menyalakan cahaya lilin.
Salah satu warga bernama Tuti (26), mengeluhkan tak ada bantuan yang masuk ke dalam pemukiman untuk warga yang masih bertahan. "Mas tolong mas, bilang ke petugas, kami belum makan. Sudah dari pagi, enggak ada makanan yang datang," kata dia.
Tuti mengatakan, selama tiga hari banjir terjadi, hanya beberapa kali saja makanan sampai. Ia mengaku enggan untuk mengungsi, karena lebih nyaman di rumah. "Di pengungsian sudah ramai banget, kita mending di sini aja. Di rumah," ujarnya
Seorang warga lainnya, Muhasan (43) mengaku mengeluhkan soal kekurangan makanan. Selain itu, ia juga mengeluhkan tidak adanya air bersih untuk keperluan MCK.
"Air bersih, makanan, air minum, kurang sekali. Enggak sampai masuk ke dalam. Kami yang di dalam kelaparan," ujarnya kepada VIVA.co.id.
Ia mengaku memilih tidak mengungsi, karena takut harta bendanya diambil orang. "Namanya juga rumah, takut ada yang masuk, ntar mengambil barang-barang kita," katanya.
Menurut Hasan, selama satu tahun terakhir, banjir saat ini merupakan banjir yang paling parah. Namun, ia tetap memilih tidak mengungsi, karena yakin banjir akan segera surut. "Ini besok pagi juga, kalau enggak hujan airnya surut," ujarnya. (asp)