Jika Jadi Gubernur, Anies Diyakini Lanjutkan Proyek Ahok
- VIVA.co.id / Fajar GM
VIVA.co.id – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, memprediksi calon Gubernur DKI, Anies Baswedan, mau tak mau melanjutkan proyek normalisasi sungai di Jakarta, jika terpilih jadi Gubernur.
Adapun normalisasi, yang pekerjaan fisiknya dilakukan pemerintah pusat, dilaksanakan dengan merobohkan bangunan-bangunan yang lokasinya di pinggir kali, untuk menyediakan area pekerjaan. Anies, yang merupakan pasangan calon Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017, dalam berbagai kesempatan, termasuk debat publik perdana pada 13 Januari 2017, kerap menyatakan tak akan melakukan penertiban atau penggusuran jika menjadi Gubernur.
Menurut Ahok, penertiban bangunan di pinggiran sungai yang dilanjutkan dengan normalisasi merupakan cara paling efektif untuk menanggulangi banjir. Cara itu, disepakati juga pemerintah pusat yang bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI, salah satunya, untuk menormalisasi aliran Kali Ciliwung di kawasan Kampung Pulo.
"Kalau Pak Anies diizinkan Tuhan jadi Gubernur DKI, kalau dia enggak lakukan normalisasi seperti yang saya lakukan, bohong dia itu. Berani taruhan kita. Benar enggak? Ini kita ngomong sini dulu nih. Siapapun jadi Gubernur, kalau dia enggak lakukan normalisasi, pasti dia enggak kerja," ujar Ahok di sela-sela meninjau Kali Ciliwung di kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan, Senin, 20 Februari 2017.
Ahok mengatakan, normalisasi merupakan cara yang disepakati paling efektif menanggulangi banjir di Jakarta. Saat ini, meski normalisasi Kali Ciliwung, yang merupakan aliran sungai utama di Jakarta, baru selesai 40 persen, Ahok mengklaim titik banjir telah berkurang dari 2.200 menjadi hanya 80.
Dengan demikian, Ahok menyangsikan jika ada pihak yang mengklaim tak akan melanjutkan normalisasi, namun memilih cara alternatif yang diyakininya, untuk menanggulangi banjir.
"Ini saya bicara dengan (Kementerian) PU pusat nih (pelaksana pekerjaan fisik proyek normalisasi). Kalau ada teori lain, berarti PU pusat teorinya enggak benar," ujar Ahok. (one)