7.000 Ton Sampah per Hari, Apa Langkah Pemerintah
- Irwandi Arsyad - VIVA.co.id
VIVA.co.id – Permasalahan sampah menjadi hal yang terdengar umum, terlebih di kota besar. Kurangnya kesadaran masyarakat membuat kondisi darurat sampah di Indonesia menjadi semakin nyata. Padahal, menanggulangi sampah tidak hanya terpaku pada kinerja pemerintah, namun peran masyarakat juga cukup menentukan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Isnawa, mengatakan tantangan terbesar yang dihadapi Pasukan Oranye (pasukan penanggulangan sampah) ketika bertugas membersihkan sampah di jalan justru warga Jakarta itu sendiri.
Ia menceritakan bahwa tak jarang Pasukan Oranye mendapatkan bentakan dari warga saat mereka mengingatkan orang yang membuang sampah sembarangan, agar memungut kembali sampahnya.
"Jadi yang ditegur terkadang lebih galak daripada yang menegur. Saya sudah ingatkan kepada Pasukan Oranye kalau mereka bukan hanya petugas kebersihan, tetapi juga penegur orang agar tidak buang sampah sembarangan. Sebetulnya, semua warga Jakarta adalah 'Pasukan Oranye' bagi diri mereka sendiri," ungkapnya, di Taman Menteng, Jakarta Pusat, Minggu 19 Februari 2017,
Isnawa menambahkan, kini Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta adalah penggabungan antara Dinas Kebersihan dan BPLHD. Tugas utama mereka adalah menjaga kebersihan Jakarta dan menangani hal-hal yang berkaitan dengan pencemaran.
Sehari-hari, pihaknya menangani 7.000 ton sampah. Bila dikategorikan dalam bentuk truk, ada sekitar 1.300 truk per hari yang harus membuang sampah-sampah ini ke Bantar Gebang.
Bagi Isnawa, menangani sampah harus langsung ke sumbernya karena apabila hanya ditangani di hilir, biaya yang dikeluarkan akan membengkak. Di Jakarta, sudah ada sekitar 450 bank sampah, salah satu yang terbaik datang dari perwakilan Kemayoran. Bank sampah ini dinilai mampu mengurangi sampah dari sumbernya dan mengajari warga Jakarta agar memilah sampah basah dan sampah kering.
"Di Jakarta ada 2.700-an RW. Instruksi dari Gubernur Ahok, minimal satu RW harus punya satu bank sampah. Jadi, kami masih punya PR besar. Kami ingin bank sampah ini masuk ke sekolah-sekolah, sehingga anak-anak sudah pandai memilah sampah sejak usia dini. Target-target ini adalah tujuan kami dalam mendidik warga Jakarta agar kita mau bertanggung jawab terhadap sampahnya," ucapnya.
Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, 400-500 ton dari 7.000 ton sampah yang dihasilkan per hari berasal dari sungai-sungai yang ada di Jakarta.
Untuk itu, sejak pukul 12.00 WIB hingga pukul 05.00 WIB, sekitar 50 Pasukan Oranye diterjunkan ke jalanan Ibu Kota untuk membersihkan flyover, underpass, jalan-jalan protokol. Selain itu, ada sekitar 4.000 PHL Pasukan Oranye yang disebar di waduk, sungai, pantai, pesisir, sampai Kepulauan Seribu.
"Sekarang, orang Jakarta sudah takut buang sampah di sungai karena sungainya sudah bersih. Beda dengan 4 atau 5 tahun lalu," katanya.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, mengemukakan sejak 5 tahun terakhir, kalangan dunia usaha memulai upaya menuju praktik kemasan yang berkelanjutan, di antaranya berbagai inovasi kemasan seperti pengurangan berat pada bobot kemasan, aktif dalam pengelolaan sampah, pemberdayaan bank sampah dan pelaku sektor informal daur ulang, hingga pembersihan pantai secara rutin.
"Saat ini, pemerintah tengah menyusun road map nasional terkait pengelolaan sampah beserta upaya percepatan pengelolaan sampah. Terkait dengan itu, kita perlu memperkuat data dan informasi, khususnya jenis-jenis sampah, karakteristiknya, hingga pemetaan infrastruktur pengelolaan sampah," ucapnya.
Data sampah nasional ini, kata Siti Nurbaya, nantinya akan berguna untuk menetapkan prioritas penanganan dan rekomendasi yang tepat, sebelum menentukan peta jalan menuju percepatan pengelolaan sampah yang berkelanjutan. (one)