Edukasi Masyarakat, Solusi Penting Tanggulangi Sampah
- VIVA.co.id / Foe Peace
VIVA.co.id – Permasalahan sampah semakin nyata, diiringi pertumbuhan ekonomi dan tingginya angka konsumsi menempatkan Indonesia dalam kondisi darurat sampah.
Dalam momen peringatan Hari Peduli Sampah Nasional pada 19 Februari 2017 ini, sebanyak enam perusahaan consumer goods di Indonesia membuat aliansi untuk membentuk lingkungan yang berkelanjutan.
Aliansi tersebut diberi nama 'Packaging and Recycling Alliance for Indonesia Sustainable Environment' (PRAISE) yang artinya 'Aliansi Untuk Kemasan & Daur Ulang Bagi Indonesia yang Berkelanjutan'.
Juru bicara PRAISE, Mignonne Maranis mengatakan berbagai peraturan tentang sampah telah dikeluarkan, mulai dari Undang-undang, Peraturan Pemerintah, hingga pembentukan Dewan Pengarah dan Pertimbangan Pengelolaan Sampah Nasional.
"Tantangan utama dalam memberantas sampah adalah bagaimana semua lapisan masyarakat berperan dan bersinergi secara tepat agar dapat menerjemahkan kompleksitas persoalan sampah ini dan mengambil peran nyata untuk melahirkan sebuah solusi yang terintegrasi, terarah, dan berkelanjutan," ujarnya saat membuka peluncuran PRAISE, Minggu 19 Februari 2017, di Taman Menteng, Jakarta Pusat.
"Kami ingin memperingati hari peduli sampah nasional. Banyak pihak telah berperan mengatasi sampah, termasuk pemerintah dan industri. Mereka menciptakan inovasi untuk kemasan dan bahan kemasan yang diproduksi dan dipasarkan. Para retil juga terlibat dalam pengepulan sampah," katanya menambahkan.
Mignonne juga menjabarkan, menurut UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, selain didasarkan pada asas tanggung jawab, asas berkelanjutan, asas manfaat, asas kesadaran, asas keselamatan, asas keamanan, dan asas nilai ekonomi, pengelolaan sampah juga harus didasarkan pada asas keadilan dan asas kebersamaan.
"PRAISE memiliki tiga misi utama, yaitu terus membangun kesadaran para pihak akan konsep solusi pengelolaan sampah kemasan yang terintegrasi, meningkatkan kapasitas di bidang pengelolaan sampah, mengedukasi dan melibatkan publik untuk aktif menjadi agen perubahan lingkungan," paparnya.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup & Kehutanan RI Siti Nurbaya Bakar menjelaskan di tahun 2017 ini, pemerintah bersama masyarakat sipil mengintensifkan soal pengurusan sampah. Dia menyampaikan urusan utilitas kota sudah dikelola oleh Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota, maka dari itu adanya keterlibatan PU dan Kementerian Dalam Negeri menjadi penting.
"Yang paling penting lagi adalah pendidikan, ini merupakan faktor utama. Saya ingin menekankan, karena kita sekarang berada di tengah masyarakat, pendidikan itu harus dengan contoh. Jadi, nggak hanya dengan I hear, I know dan I see, I remember. Tetapi juga dengan I do, I understand karena pemerintah juga harus bisa beri contoh rakyatnya untuk menciptakan lingkungan yang bersih," tuturnya.