Hary Tanoe Diseret Mantan Ketua KPK, Saham MNC Merah
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id – Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Antasari Azhar, menyeret nama konglomerat MNC Group Hary Tanoesoedibjo dalam pusaran kasus kriminalisasi yang terjadi pada dirinya. Antasari menyebut Hary Tanoe sebagai pembawa pesan untuk dirinya dari Cikeas.Â
Atas pemberitaan tersebut, tiga saham-saham MNC berada di zona merah. Di antaranya, PT Nusantara Citra Tbk (MNCN) turun 6,18 persen atau 105 poin di posisi 1.595, PT Global Medicom Tbk (BMTR) turun 4,07 persen atau 25 poin di posisi 590, dan PT MNC Investama Tbk (BHIT) turun 2,14 Â persen atau 3 poin 137.Â
Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, terkait pemberitaan tersebut belum banyak berpengaruh terhadap pasar. Apalagi ditambah penyebutan pimpinan Grup MNC yang juga kami lihat tidak berpengaruh pada saham-sahamnya.Â
"Hari ini pasar memang turun di mana mayoritas indeks mendekam di zona merah, namun bukan dari sentimen pemberitaan tersebut," ujarnya di Jakarta, Selasa, 14 Februari 2017.
Reza mengatakan, memang sejumlah emiten grup MNC mengalami pelemahan yang lebih disebabkan karena imbas pasar. Namun, sebagai contoh, dari delapan saham di grup ini mayoritas turun, namun satu saham yaitu PT MNC Land Tbk (KPIG) naik 9,23 persen 120 poin 1.420
"Semoga pasar tidak salah fokus dalam memahami pasar dan tidak mencampur adukan setiap sentimen di luar pasar untuk menjadi alasan penggerak pasar," tuturnya.Â
Sebelumnya, Antasari menyebutkan bahwa Hary Tanoe telah mendapatkan perintah dari SBY untuk menemui dia di rumahnya. Saat itu, Aulia Pohan sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia – yang kebetulan adalah besan SBY – ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK atas kasus dugaan korupsi aliran dana BI.
"Ya, ada orang malam-malam ke saya, yaitu Hary Tanoesoedibjo. Dia diutus oleh Cikeas. Beliau minta agar saya jangan menahan Aulia Pohan," kata Antasari.Â
Menanggapi hal itu, Direktur Coporate MNC Group, Syafril Nasution, mengatakan bahwa Antasari hanya mencari sensasi.
"Antasari sedang membuat sensasi," kata Syafril kepada VIVA.co.id.
Syarfil menilai pernyataan Antasari justru harus dipertanyakan. Menurut dia, SBY sebagai presiden saat itu tak perlu perantara untuk bertemu dengan Antasari saat masih jadi Ketua KPK. Â
"Apa mungkin Presiden mau bicara kepada Ketua KPK melalui pihak ketiga yang nonpejabat pemerintah? Pak HT (Hary Tanoe) tidak ada kaitannya dengan hal tersebut," katanya. (ase)