SBY: Warga Jakarta Pilih Gubernur Tak Ganggu Kebhinnekaan
- ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf.
VIVA.co.id - Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono, mengunggah pernyataannya tentang Pilkada DKI Jakarta melalui akun Facebook-nya, Facebook.com/SBYudhoyono, pada Senin malam, 13 Februari 2017. Dia mengingatkan warga Jakarta agar tak salah memilih calon gubernur dan wakil gubernur pada hari pemungutan suara, Rabu, 15 Februari 2017.
“Jika pilihan kita salah, Jakarta akan gagal menjadi kota yang lebih aman, lebih adil, lebih maju, lebih sejahtera, dan lebih bermartabat di masa depan. Jika pilihan kita salah, kita akan menderita selama lima tahun ke depan,” katanya.
SBY memberikan sejumlah panduan agar warga Jakarta tak salah memilih pemimpinnya. Panduan itu meliputi banyak aspek, di antaranya, calon gubernur yang mampu menjaga keamanan dan ketertiban Jakarta agar Ibu Kota lebih berfokus pada pembangunan.
Ketua Umum Partai Demokrat itu menekankan agar warga memilih calon gubernur yang mampu mengemban amanat, jujur, cakap, dan menyayangi rakyatnya tetapi tegas, adil, konsisten dan taat hukum.
“Gubernur yang pandai menjaga perkataan dan tindakannya agar tidak mengganggu kebhinnekaan masyarakat Jakarta yang berbeda-beda dalam agama, etnis, suku bangsa dan asal daerahnya.”
“Gubernur yang tidak mengekang dan membatasi kegiatan umat Islam dalam peringatan hari-hari besar Islam, dan juga aktivitas agama yang lain. Gubernur yang membikin teduhnya suasana sehingga Jakarta tidak terus berada dalam keadaan gonjang-ganjing, sehingga mengganggu ketenteraman dan kehidupan sehari-hari masyarakat. Gubernur yang memiliki empati dan kasih sayang kepada rakyat yang masih miskin, serta bersedia membantu mereka guna meringankan beban hidupnya.”
SBY menekankan juga agar warga Jakarta memilih pemimpin yang tak ragu menghentikan proyek-proyek bermasalah dan melanggar hukum. “Gubernur yang setelah dilakukan pengkajian, berani menghentikan objek-objek reklamasi yang nyata-nyata merusak dan tidak memenuhi syarat, serta tidak memberikan solusi bagi para nelayan dan warga yang kehilangan mata pencahariannya.”
Presiden selama dua periode itu mengaku merasa tak rela jika Jakarta dirusak oleh orang-orang tak bertanggung jawab. “Sebagai orang yang pernah memimpin negeri ini selama 10 tahun, saya tentu tidak ingin negara yang dengan segala jerih payah dan pengorbanan ini kita bangun, lantas dirusak oleh tangan-tangan yang serakah dan tidak bertanggung jawab.”