Alasan Pemprov Tak Bangun Masjid di Kalijodo
- VIVA.co.id/M. Ali. Wafa
VIVA.co.id – Bekas kawasan lokalisasi Kalijodo telah diubah peruntukannya menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) atau Taman Kalijodo. Pembangunan taman itu merupakan kompensasi dari salah satu perusahaan swasta dengan pembiayaan melalui corporate social responsibility atau CSR.
Bangunan-bangunan yang dahulunya kebanyakan tempat prostitusi kini telah dibersihkan. Saat ini bangunan-bangunan tempat hiburan malam tersebut diubah menjadi taman, tempat bermain sepeda, tempat bermain skate board, lapangan futsal yang dihiasi tempat-tempat duduk yang nyaman.
Sejumlah tempat ibadah seperti masjid dan musala juga sebelumnya turut menjadi objek penggusuran hingga pasca penggusuran, Senin 29 Februari 2016 tahun lalu itu. Hingga saat ini, pembangunan masjid atau mushala Taman Kalijodo memang belum dibangun.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan bahwa di Kalijodo, Pemerintah Provinsi tidak akan membangun masjid. Namun di sana, akan dibangun musala. Hal itu sesuai dengan pembicaraan dengan takmir masjid di Kalijodo. Selain Itu, di Kalijodo juga jauh dari pemukiman.
"Kalau di taman Kalijodo dibangun masjid nanti siapa yang ke masjid. Makanya di taman Kalijodo kita bangun bukan masjid tapi musala. Karena masjid kan untuk salat Jumat, salat subuh," kata Djarot usai menyambangi kantor wali kota Jakarta Barat, Minggu 12 Februari 2017.
Setelah adanya pembicaraan dengan takmir masjid, Djarot mengatakan, pembangun masjid akan dipindahkan ke Taman Kodok di Kawasan Jalan Nusa Indah, Kelurahan Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat. Setelah ada kata sepakat dengan takmir masjid, Taman Kodok akan diubah peruntukannya menjadi tempat sarana ibadah antara lain membangun masjid.
Djarot menegaskan, pembangunan musala di Taman Kalijodo dan masjid di Taman Kodok akan segera ditindaklanjuti.
"Makanya mereka sepakat di Taman Kodok dan design-nya sudah jadi dan kami bikin masjid yang lebih bagus terutama lingkungannya. Itu yang perlu segera kami tindaklanjuti," kata Djarot.