Keluhan Penumpang dan PO Bus soal Terminal Pulogebang

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Terminal Terpadu Pulogebang.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bayu Nugraha

VIVA.co.id – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengunjungi Terminal Terpadu Pulogebang, Jakarta Timur. Dalam kunjungannya, Budi dan Sumarsono ingin melihat pengoperasian terminal yang soft launching-nya dilakukan pada 28 Desember 2016.

Keduanya mengunjungi tempat penjulan tiket PO Bus. Di tempat penjualan tiket, Budi menanyakan terkait peningkatan jumlah penumpang di Terminal Pulogebang tersebut.

"Gimana mbak, meningkat enggak jumlah penumpang setelah pindah di sini?" tanya Budi kepada salah satu penjual tiket PO Bus.

"Yah lumayan pak meningkat dari hari pertama pindah," jawab penjual tiket.

Namun, sang penjual tiket mengeluhkan akses transportasi ke Terminal Pulogebang yang berdampak pada jumlah penumpang.

"Angkutan ke sini harusnya lebih banyak agar penumpang lebih mudah," katanya.

Mendengar keluhan tersebut, Budi pun meminta Plt Gubernur DKI agar menindaklanjuti. "Siap nanti ditambah feeder-nya," kata Sumarsono menjawab keluhan penjual tiket.

Keluhan yang sama disampaikan petugas tiket PO Bus lainnya. Petugas tiket tersebut menilai jumlah penumpang saat masih di Pulogadung lebih banyak dibanding di Pulogebang.

"Banyakan di Pulogadung pak penumpangnya. Di sana sehari bisa berangkatkan 4-5 bus. Di sini 3-4 bus itu juga tidak penuh," kata petugas tiket tersebut.

Ia pun meminta hal sama yakni akses transportasi menuju terminal Pulogebang lebih banyak.

"Kalau bisa diperbanyak transportasi ke sini agar masyarakat tidak susah. Sama sosialisasinya pak," keluhnya.

Tak hanya keluhkan jumlah penumpang dan transportasi, para pegawai penjual tiket juga mengeluhkan susahnya mencari makan di terminal yang diklaim terbesar se-Asia Tenggara tersebut.

"Susah pak makan di sini," kata petugas kepada Budi dan Sumarsono.

"Tuh pak Plt, kantin diperbanyak," kata Budi.

"Siap mulai minggu ini akan diperbanyak jadi petugas dan penumpang tidak susah cari makan," kata Soni, panggilan akrab Sumarsono.

Usai melihat penjualan tiket, Budi dan Soni bergerak ke tempat tunggu pemberangkatan bus antarkota. Mereka pun menghampiri salah seorang penumpang yang akan berangkat ke daerah Jawa Tengah.

"Mau ke mana bu?" tanya Budi sambil merangkul anak sang ibu.

"Mau ke Purwokerto pak," jawab Ibu tersebut.

Mantan Direktur Angkasa Pura II ini menanyakan kesan dan keluhan terkait terminal Pulogebang. "Gimana bu terminal di sini?" kata Budi.

"Yah enak pak lebih bersih tapi akses ke sini susah," kata sang ibu.

"Oke nanti akan diperbanyak ya bu feeder ke sini," ujar Soni.

Ibu tersebut pun mengaku baru pertama kali naik bus dari Terminal Pulogebang. Sebelumnya, dia bersama keluarga naik bus dari Terminal Pulogadung.

Demo Balai Kota, Massa Tuntut Anies Cabut Surat Kadishub

"Ini saya pertama kali naik dari sini. Tahu dari orang katanya naiknya sekarang di sini. Tapi tadi beli tiket di terminal Rawamangun dan naik Transjakarta ke sini," ujarnya menceritakan.

Terminal Terpadu Pulogebang resmi beroperasi pada Rabu 28 Desember 2016. Terminal seluas 12,6 hektare ini diklaim sebagai terminal terbesar di Asia Tenggara.

Pengusaha Bus Pilih Panti Pijat di Terminal Pulogebang

Terminal ini dibangun dengan biaya mencapai Rp450 miliar dengan menggunakan skema pembiayaan tahun jamak (multiyears) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta. Salah satu fasilitas dari terminal ini adalah akses bus yang semakin mudah, karena berdekatan dengan jalur Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR).

Penumpang mulai memadati Terminal Pulogebang di Jakarta Timur

Syarat SIKM Dihapus, Terminal Pulogebang Mulai Ramai

SIKM diganti Corona Likelihood Metric (CLM).

img_title
VIVA.co.id
20 Juli 2020