Tren Ahok-Djarot Naik, PDIP Bilang Pemilih Makin Rasional
- VIVA.co.id/ Eduward Ambarita
VIVA.co.id – Politikus PDI Perjuangan Maruarar Sirait mengapresiasi dan tetap menghargai hasil survei Poltracking Indonesia meski jagoannya, Basuki Tjahaja Purnama -Djarot Saiful Hidayat, berada pada posisi kedua.
Menurut Maruarar, survei tersebut menunjukkan ada tren positif pada pasangan Ahok-Djarot dibandingkan survei sebelumnya pada November oleh lembaga yang sama.
"Ahok-Djarot pada bulan September, Oktober, November turun. Sesudah November tidak pernah turun lagi. Naik kurva terbalik," kata Maruarar, di Jakarta Pusat, Kamis, 19 Januari 2017.
Maruarar menjelaskan, mengapa pasangan Ahok-Djarot mengalami kenaikan cukup signifikan sebesar 6,88 persen dalam survei itu. Hal tersebut karena masyarakat Jakarta sudah mulai cerdas memilih calon pemimpinnya berdasarkan rekam jejak.
Namun, ia mengakui ada kekurangan seperti faktor kepribadian Ahok yang dinilai banyak orang kurang santun. "Ahok ada salahnya? Ada. Kita orang timur punya kesantuan berbeda pendapat. Itu kekurangannya. Ahok mau berubah dia minta maaf," katanya.
Maruarar memprediksi, dalam satu bulan ke depan jelang pemungutan suara, masyarakat Jakarta makin rasional melihat kandidat berdasarkan rekam jejak bukan faktor psikologis atau sosiologis.
"Jadi kita tidak percaya tiba-tiba menguasai masalah dan punya program. Itu adalah suatu proses. Bagaimana kredibilitas bagus adalah dengan berproses. Anaknya siapa tahu-tahu jadi (calon gubernur)," ujar Maruarar.
Sementara itu, politikus Partai Gerindra Ahmad Riza Patria memandang kesantunan dan budi pekerti merupakan dasar bagi seseorang untuk memimpin. Seakan menimpali Maruarar, dia menyebutkan tak bisa membandingkan Anies sebagai akedemis dengan Ahok yang mempunyai pengalaman sebagai pemimpin daerah.
"Soal penguasaan (daerah) itu akan cepat dikuasain. Justru basic penting bisa berdiri di mana saja," ujarnya.
Adapun Roy Suryo, ketua Bidang Media Sosial Agus-Sylvi mengatakan, hasil survei ini akan menjadi evaluasi timnya mengingat elektabilitas saat ini cenderung melambat.
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu menyebutkan, hasil survei bakal menjadi 'vitamin' untuk koreksi, agar bisa kembali mengerek suara calon pemilih menentukan suaranya pada 15 Februari 2107 untuk Agus-Sylvi.
"Yang membikin kami bangkit semacam vitamin kali ini tapi lebih pahit. Tapi kami senang karena obat mujarab adalah obat yang pahit," katanya.
Hasil survei yang dilakukan Poltracking Indonesia menunjukkan, pasangan Agus-Sylvi berada di posisi puncak dengan dukungan 30,23 persen. Diikuti Basuki-Djarot dengan dukungan 28,8 persen dan Anies-Sandi 28,63 persen.
Namun ada perubahan tren elektabilitas dan dukungan tiap pasangan calon. Pasangan Agus-Sylvi dalam pergerakan elektabilitas cenderung melambat bila dihadapkan dengan dua pasangan lainnya. "Karena efek kejutan sudah berkurang maka pemilih mulai fokus performa kandidat dan program," ujar Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yudha.
Ketiga politikus dari tim sukses tiap pasangan calon hadir, guna menanggapi hasil paparan survei yang dilaksanakan pada 9 - 13 Januari 2017 itu.