Kasus Dugaan Makar, Ichsanuddin Noorsy Kembali Diperiksa

Pengamat Ekonomi Politik Ichsanuddin Noorsy
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id – Pengamat ekonomi Ichsanuddin Noorsy kembali diperiksa Polda Metro Jaya, Rabu, 18 Januari 2017. Dia diperiksa sebagai saksi kasus dugaan makar, dengan tersangka Sri Bintang Pamungkas.

Viral Ucapan Gus Samsudin: Konten Tukar Pasangan Itu Dakwah, Saya Senang di Penjara

Ichsanuddin yang memakai batik cokelat keluar dari Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, pukul 14.00 WIB. 

Menurut dia, pemeriksaan ini merupakan kedua kalinya setelah pada 10 Januari lalu dia diperiksa sebagai saksi kasus dugaan makar, dengan tersangka Rachmawati Soekarnoputri.

7 Pria Dieksekusi oleh Arab Saudi Gegara Tuduhan 2 Hal Mengerikan

"Hari ini pemeriksaan menyangkut Sri Bintang Pamungkas saja, ada 32 pertanyaan dan 14 halaman laporan," kata Ichsanuddin kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Rabu, 18 Januari 2017.

Mengenai subtansi pemeriksaan, Ichsanuddin mengatakan, materi pemeriksaan masih sama yaitu pertemuan yang pernah dihadirinya bersama Sri Bintang Pamungkas.

Jadi Relawan Prabowo, Eks Kapolda Metro Era Presiden Gus Dur Tak Khawatir Diserang Isu Makar

"Substansi sih sama, karena pengulangan. Tapi lebih ditekankan ke Sri Bintang Pamungkas. Bagaimana apa pernah satu forum? Bagaimana pendapat saya mengenai kajian beliau? Itu misalnya," katanya.

Namun, ia menambahkan, dirinya tidak pernah satu forum dengan Sri Bintang Pamungkas dan tidak pernah melihat kajian akademik Sri Bintang.

"Yang paling menarik itu justru pada kajian di Universitas Bung Karno (UBK) pada 20 November. Nah di kajian 20 November itu, kan fokusnya memang ke posisi tentang penistaan agama dan perkembangan ekonomi global," ujarnya.

Dalam kajian tersebut, ia melampirkan berkas yang memuat mengenai tujuh media asing yang menceritakan aksi 4 November 2016 atau 411. "Nah mereka (media asing) mengkonstruksikan demo 411 itu demo Islam vs Kristen, saya tegas saja ya terbuka. Itu juga yang saya sampaikan di UBK," ujarnya.

"Saya bilang tadi ini bukan peristiwa baru, peristiwa ini menjadi kajian saya sejak 2002. Ketika kita mulai salah langkah dalam pemulihan ekonomi dan menjadi puncak ketika kita membenarkan azas nondiskriminatif pada kebijakan ekonomi," dia menambahkan.

Mengenai apakah dia mengenal sosok Sri Bintang, ia mengaku kenal namun tak kenal dekat. "Kalau kenal dekat sih ngga, tapi saya satu grup WA (WhatsApp) dengan mereka di grup Peduli Negara.” (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya