Agus Pastikan Program Petahana akan Ditingkatkan

Calon gubernur DKI Agus Harimurti Yudhoyono
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Anwar Sadat

VIVA.co.id – Setelah berkampanye dengan bersenam ria, Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut satu, Agus Harimurti Yudhoyono, lanjut mengunjungi masyarakat yang berada di Kelurahan Meruya, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, Minggu 8 Januari 2017. 

Ahok Sebut Pertamina Bisa Tetap Untung Bila Tak Naikkan Harga BBM 2022

Setibanya di lokasi, Warga memanfaatkan kedatangan Agus untuk menyampaikan harapannya, jika nanti putra Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono itu terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta. 

Salah satu warga, Rijal, berharap Agus tak menghapus Kartu Jakarta Pintar (KJP). "KJP kalau bisa terus ada, terus BLT (Bantuan Langsung Tunai) juga diterapkan lagi untuk bantu warga kurang mampu," kata Rijal di lokasi.

Hasto dan Ahok Sampaikan Pesan Megawati untuk Politisi Muda

Ia juga berharap Agus nanti lebih sopan daripada gubernur yang saat ini menjabat. "Pak Agus tidak boleh kayak Pak Ahok. Dia itu pemimpin yang tukang marah-marah. Seorang pemimpin enggak pantas marah-marah sama rakyat," ujarnya.

Menjawab hal itu, Agus menyampaikan perihal penghapusan KJP dan juga Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang banyak dianggap masyarakat akan dilakukan olehnya saat menjabat nanti. Menurutnya, hal itu bukan apa yang ia programkan selama ini. 

Ruko Milik Ahok di Medan Terbakar, Tiga Orang Alami Luka Bakar

"KJP dan KJS itu saya klarifikasi, itu tidak benar, itu kan hak rakyat, buat apa kemudian dihentikan. Justru saya akan meningkatkan program pro rakyat lainnya yang nanti program itu akan saya perkuat lagi," katanya. 

Selain itu, menurut Agus, penyempurnaan saluran air yang banyak dikeluhkan serta fasilitas olahraga dan ruang terbuka, juga akan dibuat dengan lebih maksimal lagi. 

"Itu yang diharapkan oleh masyarakat. Dan kita juga ingin kembangkan lebih baik dari sebelumnya," ujarnya. 

Untuk itu, Agus dengan tegas menyatakan jangan salah memilih pemimpin. Sebab, hal itu justru akan membuat masyarakat merugi dan tidak bisa mengaspirasikan apa yang dirasakan. 

"Waktu tinggal dikit lagi, salah milih ruginya lima tahun, sengsaranya lima tahun kedepannya, nangis lima tahun. Jangan salah pilih pemimpin untuk Jakarta, Jakarta untuk rakyatnya," katanya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya