Tim SAR Sulit Cari Korban KM Zahro karena Manifes Tak Jelas
- VIVA.co.id/Danar Dono
VIVA.co.id - Tim SAR mengaku kesulitan mencari korban kebakaran kapal wisata Zahro Express, terutama karena manifes atau data penumpang tidak jelas. Tim SAR tak bisa memastikan jumlah korban hilang yang mesti dicari karena tak diketahui pasti berapa orang yang belum ditemukan.
"Manifes simpang-siur memang agak merepotkan," kata Kepala SAR Jakarta, Hendra Sudirman, kepada wartawan saat ditemui dalam operasi pencarian para korban di atas kapal navigasi SAR 24 pada Kamis, 5 Desember 2017.
Tim SAR tetap melanjutkan pencarian meski harus memeriksa ulang secara berkala seluruh data para korban, terutama jumlah riil penumpang, dan jumlah korban tewas yang telah terindentifikasi di Rumah Sakit Polri di Jakarta.
Operasi pencarian para korban kapal nahas itu diperluas dan diarahkan ke timur atau ke arah perairan Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Soalnya arus laut mengarah ke timur dan diperkirakan korban tewas atau masih selamat hanyut terbawa ombak ke sana.
"Berdasarkan kalkulasi arus, ini kecenderungannya ke arah timur. Jadi, jika memang masih ada korban, korban cenderung akan terseret ke timur ke arah tanjung Karawang," ujar Hendra.
Dengan perluasan area pencarian, diharapkan dapat menemukan korban lain yang masih hilang. Basarnas masih mengerahkan 20 penyelam yang dibagi empat orang per perahu karet kecil dan disebar di area pencarian.
Kapal wisata Zahro Express terbakar di satu mil dari Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, pada pukul 09.15 WIB, Minggu 1 Januari 2017. Kapal itu baru saja berlayar dengan tujuan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu.
Sebanyak 23 penumpang tewas, 17 orang masih hilang, dan 194 orang selamat meski luka-luka, dan syok. Data jumlah penumpang kapal nahas itu sebenarnya masih simpang-siur. Manifes kapal mencatat 100 orang, sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebut 230 orang, tetapi data polisi sebanyak 191 orang.