Sedih, Anak Korban KM Zahro Ini Mengira Ayahnya Masih Tidur
- ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
VIVA.co.id – Anak bungsu Jackson Wilhelmus (40), salah seorang korban jiwa peristiwa terbakarnya Kapal Motor (KM) Zahro Express di Teluk Jakarta pada Minggu, 1 Januari 2017, mengira ayahnya masih tertidur hingga hari ini.
Bocah yang masih belajar di Taman Kanak-kanak (TK) itu sempat bertanya mengapa ayahnya yang sehari-hari bekerja di kota Bogor, Jawa Barat, tak kunjung pulang ke rumah mereka di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan.
Francisca Yunia (34), istri Jackson. Francisca mengatakan, dua anaknya yang lain, yang mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), sudah mengetahui sang ayah telah tiada. Francisca mengaku belum tega memberi penjelasan ke anak bungsunya.
"Saya paling berat menjelaskan itu. Dia tidak mengerti. Dia pikir, papanya sedang tidur. Sempat tanya juga, 'Kenapa enggak bangun-bangun?' Saya bingung jawabnya," ujar Francisca di Balai Kota DKI, Selasa, 3 Januari 2017.
Francisca sendiri mengunjungi Balai Kota untuk menerima santunan dari Pemerintah Provinsi DKI. Pemberian santunan dari Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Sumarsono. Francisca dan setiap korban kecelakaan nahas menerima santunan sebesar Rp5 juta.
Jumlah tersebut, menambah santunan yang sebelumnya telah mereka terima dari Jasa Raharja, sebesar Rp25 juta untuk keluarga korban meninggal dunia, dan Rp10 juta untuk korban terluka.
Menurut Francisca, keluarga tidak mengira Jackson ada di antara penumpang kapal nahas. Sebab, keluarga hanya mengetahui Jackson, yang bekerja dari siang hingga malam hari, sedang berada di Bogor saat itu.
"Mungkin ada acara mendadak dari kantor ke Kepulauan Seribu, saya tidak tahu," ujar Francisca.
Francisca belum terpikir dari mana ia dan keluarga akan mendapat penghidupan sepeninggal suaminya. Jackson, adalah tulang punggung keluarga. Saat ini, Francisca masih menggunakan tabungan yang tersisa untuk menghidupi keluarga.
Menurutnya, untuk selanjutnya ia akan mengandalkan terlebih dahulu santunan-santunan yang ia terima, termasuk dari Pemerintah Provinsi DKI dan dari sebuah gereja, sebelum memikirkan dari mana lagi ia bisa mendapat penghasilan untuk menghidupi keluarga.
"Suami yang selama ini menopang hidup kami. Untuk ke depan, mudah-mudahan kami bisa maju supaya keluarga selalu bisa dihidupi," ujar dia.