Ius Pane Perampok Pulomas Buang Golok di Sungai Cikeas
- VIVA.co.id/Bayu Nugraha
VIVA.co.id – Meski sudah menangkap empat perampok di rumah milik Dodi Triono, kepolisian masih mencari bukti-bukti lain yang belum didapat dari kawanan perampok sadis tersebut.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Raden Praboowo Argo Yuwono mengatakan, jika barang bukti yang belum ditemukan polisi adalah senjata tajam yang diduga telah dibuang oleh Ridwan Sitorus alias Marihot Sitorus alias Ius Pane, salah satu pelaku yang telah ditangkap.
"Jadi yang bersangkutan ini kemudian membuang golok juga di daerah sungai Cikeas. Nanti kita akan mencari barang bukti tersebut yang akan dilakukan Polres Jakarta Timur," kata Argo ketika dihubungi, Selasa 3 Januari 2016.
Selain sajam, polisi juga belum menemukan mobil sewaan jenis Suzuki Ertiga yang digunakan para pelaku. Menurut Argo kendaraan tersebut disewa oleh Alins Bernius Sinaga yang berperan sebagai driver.
"Kemudian kendaraan itu yang menyewa dibebankan oleh Sinaga sekarang sedang kita cari kendaraan itu," kata Argo.
Dari upaya penangkapan Ius di Medan, Minggu 1 Januari 2016 kemarin, polisi kemudian langsung mencari barang bukti dengan menggeledah rumah kontrakan pelaku di bilangan Depok. Dari rumah tersebut, polisi kemudian menyita barang bukti berupa satu pucuk senjata airsoft gun dan sisa uang dari hasil rampokan.
"Yang bersangkutan ini kemarin sudah kita bawa ke rumahnya di Depok sehingga kita mendapatkan di sana satu buah senjata api jenis soft gun. Kemudian ada uang sisa daripada perampokan itu Rp800 ribu," kata dia.
Sebelumnya, polisi telah menangkap pelaku lain yakni Ramlan Butarbutar alias Porkas, Erwin Situmorang dan Alfin Bernius Sinaga. Dalam penangkapannya, kapten komplotan ini, Ramlan Butarbutar, tewas karena kehabisan darah usai melawan petugas saat ditangkap. Sementara Erwin dan Alfin dilumpuhkan kakinya karena juga melawan petugas.
Mereka melakukan perampokan di rumah Dodi Triono si Pulomas Utara Nomor 7A, Kayuputih, Jakarta Timur pada Selasa 27 Desember 2016.
Para tersangka menyekap 11 orang di kamar mandi berukuran 1,5 meter dikali 1,5 meter sehingga menewaskan enam korban dan lima korban lainnya selamat.
Enam orang meninggal dunia yaitu Dodi, dua anaknya Diona Arika Andra Putri (16) dan Dianita Gemma Dzalfayla (9), Amalia Calista Putri Pahlevi? atau Amel (10 tahun, teman Dianita), Sugiyanto, dan Tasrok (40). Sugiyanto dan Tasrok adalah supir.
Sedangkan, lima korban yang selamat, masing-masing berama Emi (41), Zanette Kalila Azaria (13 tahun, anak ketiga Dodi), Santi (22), Fitriani (23), dan Windy.