Kopolda Metro Jenguk Korban Perampokan Pulomas
- VIVA.co.id / Anwar Sadat
VIVA.co.id – Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi M Iriawan, mendatangi Rumah Sakit (RS) Kartika Pulomas, Jakarta Timur, untuk menjenguk lima korban selamat dalam kasus perampokan dan pembunuhan di Pulomas, Jakarta Timur.
Sebelum Kapolda datang, tim dari Biro Sumber Daya Manusia Polda Metro Jaya lebih dulu datang. Tim itu memang sengaja dibawa guna membantu memulihkan psikis para korban. Ada belasan orang dari mereka yang datang. Mereka terlihat menggunakan rompi hitam bertuliskan tim psikologi.
Mereka tiba sekira pukul 17.02 WIB, Kamis, 29 Desember 2016, dan 30 menit kemudian Kapolda tiba. Iriawan langsung masuk menuju ruangan tempat para korban dirawat.
"Nanti dulu ya (masuk dulu)," katanya di RS Kartika Pulomas, Jakarta Timur.
Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo, pemulihan trauma penting dilakukan karena nantinya polisi akan meminta keterangan terhadap korban selamat untuk membuat terang kasus ini. Sebab, hingga saat ini kelima korban yang selamat belum diperiksa polisi.
"Belum ada kami periksa. Kami belum menyentuh keluarga korban karena dalam kondisi berduka begitu kita harus melihat bagaimana kondisinya. Jangan sampai nanti kita tergesa-gesa dan mereka malah nangis terus," katanya.
Seperti diketahui, pihak kepolisian telah menangkap tiga pelaku perampokan dan pembunuhan di Pulomas, Jakarta Timur. Pelaku yang ditangkap yaitu, ketua komplotan Ramlan Butarbutar atau Kapten Pincang, Erwin Situmorang, dan Alfins Bernius Sinaga. Semua pelaku ditembak, dan Ramlan tewas karena kehabisan darah.
Sedangkan Erwin ditembak di bagian kaki lantaran mencoba melarikan diri saat ditangkap. Sedangkan satu pelaku lagi, yakni Alfins ditangkap saat berada di rumah temannya. Sementara Pius Pane alias Yus Pane, masih buron dan dalam pengejaran. Â
Perampokan dan pembunuhan yang dipimpin Kapten Pincang dilakukan di rumah elite di Jalan Pulomas Utara nomor 7A Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa pagi, 27 Desember 2017. Sebanyak 11 orang yang berada di rumah mewah disekap.
Enam orang tewas dibunuh pelaku yakni Dody Triono (59), Diona Arika Andra (16), Dianita Gemma (9), Amel, yang merupakan teman anak korban, Yanto yang merupakan sopir dan Tarsok yang juga merupakan sopir.
Sedangkan lima orang lainnya yang masih hidup yakni, Zaneeta Kalila, Emi, asisten rumah tangga, Santi, asisten rumah tangga, Fitriani, asisten rumah tangga, dan Windy yang juga merupakan seorang asisten rumah tangga.