Harapan Uskup Agung di Hari Natal
- VIVA.co.id/Jeffry Yanto
VIVA.co.id – Uskup Agung Gereja Katedral, Mgr. Ignatius Suharyo, berharap seluruh rakyat Indonesia, tepat bersatu tanpa membeda-bedakan latar belakang suku, agama, ras antar golongan. Karena, menurutnya, Indonesia lahir dari sejarah panjang perjuangan seluruh umat dan kalangan.
"Negara ini adalah negara kita bersama. Bagi saya ada tiga tonggak yang sangat penting dalam sejarah seperti pada 1908 yang jadi hari kebangkitan," ujarnya dalam perayaan Natal di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Minggu, 25 Desember 2016.
Uskup Agung mengatakan, rasa nasionalisme yang saat itu menggebu-gebu di antara umat Buddha. Kata dia, awal yang sangat penting 1908, yang sekarang diberi judul kebangkitan nasional itu, sudah menggambarkan apa yang hidup di hari itu.
Lanjut dia, yang kedua pada 1928, adalah Sumpah Pemuda pada 28 Oktober. Menurutnya, 27 Oktober sebelumnya itu di aula belakang Katedral, umat Buddha dari segala macam tempat sudah berkumpul untuk menyatukan tekad, dan menghilangkan sekat-sekat pada suku.
Ketiga, saat Proklamasi Kemerdekaan RI pada 1945. "Kita semua tahu ada tawar menawar, jadi negara macam apa yang akan dibangun di negeri ini. Akhirnya dengan segala macam pengorbanan dibangun Negara RI yang diberikan tulus dari berbagai pihak," katanya.
Oleh sebab itu, menurutnya jika sejarah itu dan kesatuan RI yang disyukuri, maka jangan pernahlah di negara ini di guncang-guncang lagi atau dioti-Â atik. "Jadi jangan sampai dibuat perpecahan lagi, kalau di dalam Gereja Katolik ada rumus metodologi khusus yang biasa didoakan seluruh umat setiap 17 Agustus untuk bangsa dan negara," katanya.