Ahok Ingin Menilik Keuangan Warga Jakarta
- REUTERS/Darren Whiteside
VIVA.co.id – Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ingin, Pemerintah Provinsi DKI dapat mengetahui kondisi keuangan setiap warga Jakarta.
Caranya, melalui program kartu pintar 'Jakarta One'. Kartu serupa dengan kartu uang elektronik yang dikeluarkan sejumlah bank swasta itu telah resmi diluncurkan pada 2 Juni 2016. Bedanya, dalam Jakarta One terekam juga data berupa NIK atau Nomor Induk Kependudukan warga. Data pajak yang dihimpun Dinas Pelayanan Pajak DKI juga tersambung ke basis data Jakarta One.
Jika terpilih kembali menjadi gubernur DKI dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017, menurut Ahok, sapaan Basuki, pihaknya akan mendorong Jakarta One supaya menjadi satu-satunya kartu yang digunakan untuk setiap macam transaksi nontunai di Jakarta.
Analisis terhadap data transaksi akan membuat pemerintah mengetahui kondisi keuangan dan ekonomi hampir setiap warga. "Jadi kami akan paksa sistem transaksi nontunai. Tentunya dengan komputer, bisa tahu data 10 juta orang (jumlah penduduk Jakarta). Nanti bisa kebaca siapa yang punya duit, siapa yang enggak punya duit," ujar Ahok, berbicara kepada para pendukungnya di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Senin 19 Desember 2016.
Selanjutnya, data kondisi keuangan itu akan menjadi dasar bagi pemerintah untuk memberikan bantuan, seperti modal usaha, misalnya. Bantuan hanya akan diberikan kepada warga yang secara ekonomi berkekurangan. "Enggak akan dikasih ke warga yang ngaku miskin tapi tiap hari parkir di Jalan Sudirman, Jalan Thamrin," ujar Ahok.
Selain itu, tujuan lain penggunaan Jakarta One adalah untuk pengumpulan data aktivitas warga. Data itu akan dijadikan dasar perumusan kebijakan baru pemerintah. Meski Jakarta One belum terimplementasi sepenuhnya, tujuan itu telah tercapai melalui penggunaan tiket elektronik TransJakarta.
Dengan diterapkannya keharusan pengguna untuk menempel (tap) kartu saat masuk dan keluar halte misalnya, PT Transportasi Jakarta bisa mengetahui rute-rute yang biasa ditempuh banyak pengguna. Hal itu dijadikan dasar untuk membuka rute baru, seperti Pantai Indah Kapuk (PIK) - Balai Kota.
(mus)