Elektabilitas Naik, Cawagub Djarot Tak Mau Jumawa
- Raudhatul Zannah - VIVA.co.id
VIVA.co.id – Calon Wakil Gubernur (Cawagub) DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat tak mau jumawa meskipun elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok-Djarot kembali naik berdasarkan survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Djarot menyebutkan bahwa hasil itu masih terlalu dini apalagi waktu pencoblosan masih relatif lama.
"Saya ini enggak ngurusin tukang survei itu. Banyak tukang survei sekarang. Masih terlalu dini hasilnya, naik-turun," kata Djarot usai bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Jakarta, Jumat 16 Desember 2016.
Meskipun begitu, Djarot menyebut hasil survei itu tetap akan menjadi evaluasi tim pemenangannya.
"Tapi tidak apa. Ada pengetahuan baru, lumayan, gratis," katanya.
LSI milik Denny JA melansir hasil survei terbaru terkait elektabilitas tiga pasangan calon di Pilkada DKI Jakarta 2017. Hasil survei menunjukkan bahwa elektabilitas pasangan calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat atau Ahok-Djarot meningkat dibandingkan survei sebelumnya.
Survei yang dilakukan LSI pada November 2016, elektabilitas Ahok sebesar 24,6 persen. Namun pada Desember 2016, elektabilitas Ahok naik menjadi 27,1 persen. Peneliti senior LSI Adjie Alfaraby memaparkan, setidaknya ada beberapa faktor yang membuat elektabilitas Ahok kembali naik.
"Pertama karena Ahok berubah sikap. Ahok saat ini terlihat lebih low profile dan menghindari bicara yang kesannya arogan, kasar dan kontroversi," katanya di Kantor LSI, Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu, 14 Desember 2016.
Kedua, menurut Adjie, saat ini permintaan maaf yang beberapa kali dilontarkan Ahok mulai diterima oleh masyarakat.
Faktor ketiga yaitu pada sebagian pemilih yang menganggap Ahok hanya korban dari politisasi agama.